Bimata

Kadin Sebut Pemerintahan Baru Berpeluang Ekspor RI Meningkat

BIMATA.ID, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan bahwa pemerintahan baru berpeluang membuat tren ekspor Indonesia pada semester II bullish (meningkat).

Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Perdagangan Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe mengatakan, bahwa peluang tersebut terjadi karena masa transisi pemerintahan pada saat ini hingga pelantikan Presiden, dan Wakil Presiden baru pada Oktober memungkinkan persiapan yang matang.

“Transisi dari sekarang sampai dengan bulan Oktober 2024, pasti persiapannya matang. Segala kegiatan pasti akan dijalankan,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe di Jakarta, Jumat (03/05/2024).

Baca juga: Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri ke Prabowo

Menurutnya, peluang membuat tren ekspor Indonesia di semester II adalah hubungan Indonesia dengan China akan tumbuh, sehingga artinya investasi tumbuh.

Selain itu, kejadian-kejadian di Eropa hingga saat ini sangat diharapkan tidak berdampak kepada Asia. Lalu, volume yang ditransaksikan di mana jika melihat angka maka yang terbesar berada di Asia.

“Jadi budaya kerjanya masih tetap sama, hubungan dengan China, Jepang, kemudian dengan ASEAN. Dan kita masih punya keunggulan di beberapa komoditas yakni CPO dan turunannya serta hasil-hasil tambang masih sangat besar, terus akan dilanjutkan Investasinya. Hal-hal inilah yang membuat peluang bagi kita untuk masuk di mana pada semester 2 pertumbuhannya akan naik,” tuturnya.

Lihat juga: Ketua MPR Minta Masyarakat Beri Ruang Prabowo – Gibran Siapkan Masa Transisi Kepemimpinan

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) sudah menetapkan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan calon terpilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 sesuai dengan Keputusan KPU Nomor 504 Tahun 2024.

Untuk diketahui, Prabowo-Gibran berhasil meraih 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional dan memenuhi sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar pada 38 Provinsi di Indonesia.

Exit mobile version