BIMATA.ID, Jakarta – Lembaga pemeringkat kredit Moody’s memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024-2025 akan tetap berada pada level sebelum pandemi yaitu sekitar 5 persen.
Mengenai hal itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) ,Perry Warjiyo menyampaikan bahwa, perkiraan pertumbuhan ekonomi yang kuat tersebut dapat didukung oleh keberhasilan berbagai reformasi struktural yang ditempuh pemerintah yang diarahkan guna perbaikan iklim investasi yang berdampak kepada peningkatan penanaman modal asing, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekspor, dan peningkatan penerimaan pemerintah.
“Rata-rata tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa yaitu tumbuh pada kisaran 3 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia,Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (19/04/2024).
Baca juga: PDI Perjuangan Tak Masalah Jika PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran
Menurutnya, dari sektor eksternal, Moody’s memandang daya tahan sektor eksternal tetap terjaga, tercermin dari surplus neraca perdagangan yang meningkat.
Selain itu, perkembangan tersebut selanjutnya mampu mendorong peningkatan cadangan devisa yang mencapai 140,4 miliar dolar AS atau setara dengan 6,4 bulan impor pada akhir Maret 2024.
Kemudian, Moody’s menilai sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang erat menjadi dasar atas terjaganya kredibilitas kebijakan.
Lihat juga: Presiden Korsel Puji Perolehan Suara Prabowo di Pilpres
Sehingga, implementasi bauran kebijakan yang ditempuh BI dipandang mampu meredam volatilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang mempengaruhi arus masuk modal asing.
Untuk diketahui, dalam jangka menengah, keberhasilan implementasi kebijakan reformasi pemerintah menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
