BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengatakan bahwa BKSAP DPR RI bersama dengan Duta Besar Slovakia untuk Indonesia (H.E) Tomas Ferko membahas peningkatan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.
“Mereka (Slovakia) juga sangat ingin memperkuat hubungan (kerja sama), terutama di bidang pertanian, ketahanan pangan, dan juga ketahanan energi,” kata Fadli, dikutip dari antara, Kamis (18/04/2024).
Baca Juga : Apple Ajak Prabowo Kerjasama di Bidang Teknologi
Pembahasan peningkatan kerja sama tersebut berlangsung pada pertemuan antara BKSAP DPR RI dengan Duta Besar Slovakia untuk Indonesia (HE) Tomas Ferko di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/4).
Dia mengungkapkan, para praktisi pertanian di Slovakia telah bekerja sama dengan Universitas Andalas untuk mengembangkan tanaman gandum yang bisa tumbuh di daerah tropis.
“Mereka mempunyai kerja sama dari Institut Riset Pertanian Slovakia dengan Universitas Andalas, menghasilkan tanaman gandum untuk tropis,” ungkapnya.
Selama ini, tutur ia melanjutkan, Indonesia tidak bisa menanam gandum karena gandum merupakan tanaman subtropis.
Akan tetapi, melalui kerja sama ini, mereka berhasil menciptakan tanaman gandum dengan bibit gandum tropis.
“Menurut Duta Besar Slovakia, mereka sudah melakukan ini di Sumatra dan sudah membuahkan hasil yang baik,” tuturnya.
Dari sisi ketahanan energi, Slovakia mengembangkan riset dan peralatan yang bisa menunjang eksplorasi di bidang geothermal atau energi panas bumi. Slovakia ingin membawa para ahli ke Indonesia untuk bertemu dan menjajaki kerjasama antarnegara tersebut.
“Tentu kami sangat mendukung. Selama ini, kami juga punya kerja sama dua negara yang baik dengan Parlemen Slovakia,” ucapnya.
Simak Juga : Airlangga: Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi Terkait PPP yang Siap Gabung
Menurut dia, kerja sama semacam itu sangat bagus untuk menunjang pencapaian target-target ketahanan pangan dan ketahanan energi di masa depan.
Fadli berpandangan bahwa saat ini Indonesia masih tergantung pada energi fosil, tapi ke depan harus tercipta energi yang lebih sustainable atau berkelanjutan.
“Kerja sama ini bisa dilakukan dalam bentuk G to G ataupun B to B,” pungkasnya.