BIMATA.ID, Jakarta – Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengomentari performa soal penjualan kendaraan kuartal 1 2024 yang dipengaruhi adanya pelemahan ekonomi global.
Menurutnya, adanya faktor tersebut industri komponen juga terkena dampak yang menyebabkan berbagai perusahaan komponen memberikan revisi harga yang menjadi lebih tinggi.
“Industri otomotif kemungkinan besar termasuk yang terdampak pelemahan penjualan di kuartal satu 2024, akibat pelemahan ekonomi global dan pelemahan rupiah yang didapatkan sebelumnya, serta dampak yang ditimbulkan,” kata Pakar Otomotif, Yannes Martinus Pasaribu dalam keterangannya ketika ditanya awak media, pada Kamis (18/04/2024).
Baca juga: Projo : Pertemuan Prabowo dan Megawati Rukunkan Hubungan Elite Politik
Kemudian, tak hanya faktor perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja, unsur politik yang baru berlangsung di Indonesia juga mempengaruhi minat beli kendaraan baru para kuartal awal 2024.
“Tampaknya terjadi pelemahan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik menjadi faktor dominan yang mempengaruhi penjualan secara umum,” ujarnya.
Diketahui, dalam catatan yang dibagikan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), periode Januari s/d Maret segmen dari pabrik ke dealer telah tercatat sebanyak 215.069 unit turun sebanyak 23,9 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 282.601.
Lihat juga: Muzani Bocorkan Kriteria Menko di Kabinet Prabowo-Gibran
Untuk diketahui, penjualan retail dari dealer ke konsumen turut mengimbangi performa Wholesaler yang hanya berhasil mencapai 230.778 unit pada tahun ini atau turun 15 persen dari yang sebelumnya mencapai 271.423 unit.