BIMATA.ID, KUNINGAN – Bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah daerah di Jawa Barat mengingatkan kembali bahwa pembangunan dan aktivitas ekonomi jangan sampai merusak alam.
Berbagai kegiatan manusia harus dilakukan selaras dengan alam dengan meminimalisasi bahkan meniadakan potensi dampaknya terhadap alam.
Hal itu dilontarkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj. Tina Wiryawati S.H., saat menanggapi perubahan iklim dan fenomena alam yang berdampak pada bencana.
BACA JUGA: Menhan Prabowo Cek Kemajuan Pembangunan IKN Untuk Upacara HUT ke 79
Akhirnya, masyarakat sendiri yang menelan pil pahit kerugian akibat bencana ini.
“Kita bisa lihat pembangunan, baik itu untuk kegiatan ekonomi, pariwisata, industri, banyak yang berdampak pada kerusakan alam. Padahal ini bisa ditangani sejak dini,” kata anggota anggota dewan dapil Kabupaten Kuningan, Pangandaran, Ciamis, dan Kota Banjar ini, Jumat (15/3/2024).
Ia mencontohkan bermunculannya tempat-tempat wisata di Kuningan harus diatur aktivitasnya sehingga bisa tetap berjalan, tanpa dampak buruk terhadap lingkungan.
Apalagi, Kabupaten Kuningan disebut sebagai daerah dengan banyak kawasan konservasi.
“Baik dari segi tujuan wisatanya, penginapannya, maupun aksesibilitasnya.
Pembangunan kawasan perekonomian dan pariwisata kan tidak harus selalu identik dengan hutan beton, bisa sesuaikan dengan kondisi dan kearifan lokal,” tuturnya.
BACA JUGA: Kunjungan Prabowo Subianto ke IKN: Meninjau Persiapan Upacara HUT RI
Tina menggarisbawahi bahwa berbagai negara di dunia sudah melangkah meninggalkan pembangunan yang merusak alam, dan mengkampanyekan pembangunan ramah lingkungan.
Jangan sampai, Jawa Barat yang memiliki potensi alam yang luar biasa indah, malah tidak mengindahkan kondisi alamnya sendiri hanya karena minimnya pengetahuan mengenai sistem pembangunan ramah lingkungan.