Bimata

Pengamat: Kurikulum Merdeka Tak Bisa Dibuktikan dari Rapor Pendidikan

BIMATA.ID, Jakarta – Pengamat pendidikan, Doni Koesoema menyampaikan soal transformasi kurikulum harus dipikirkan matang, komprehensif, dan visioner.

Menurutnya, tak bisa serta merta menyatakan bahwa kurikulum baru lebih baik dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.

“Tidak bisa kemudian hanya menjelaskan dengan berbagai macam argumentasi bahwa Kurikulum Merdeka itu lebih baik daripada kurikulum sebelumnya,” kata Pengamat Pendidikan, Doni Koesoema melalui siaran YouTube Pendidikan Karakter dikutip Selasa, (12/03/2024).

Baca juga: Raja Yordania Beri Selamat ke Prabowo via Telepon: Negaramu Membutuhkanmu

Selain itu, Doni juga mengkritisi argumen Kurikulum Merdeka lebih baik hadir lewat Rapor Pendidikan. Doni menyebut pemerintah kerap memaparkan data Rapor Pendidikan untuk membandingkan kualitas pembelajaran yang diterima peserta didik antara yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka, dan belum.

“Itu kan logika yang ingin di frame di publik tentang Rapor Pendidikan yang dikatakan bahwa mereka yang melaksanakan Kurikulum Merdeka itu nilai literasinya lebih tinggi dibandingkan mereka yang masih melaksanakan Kurikulum 2013. Apakah cara-cara seperti ini yang dipergunakan oleh Kementerian untuk menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka itu lebih baik daripada Kurikulum 2013?” ungkapnya.

Doni menyebut apabila dugaan dia benar, hal tersebut sebuah pendekatan argumentasi yang sangat dangkal. Sebab, sebuah kurikulum tidak bisa dinilai hanya dari praktiknya dan mengaitkan dengan data-data tertentu.

Lihat juga: Foto Prabowo-Gibran dalam Bingkai Sudah Diproduksi dan Diperjualbelikan di Marketplace

“Tetapi kita ingin ada naskah kajian akademiknya yang ditelaah secara kritis, apakah logis, argumentatif, dan seluruh bagiannya itu lengkap,” pungkasnya.

Exit mobile version