BIMATA.ID, Boyolali — Partai politik di Boyolali mulai menjalin komunikasi untuk berkoalisi mengusung pasangan calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) yang akan berkontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), pada November 2024 mendatang.
Ketua DPD Partai Golkar Boyolali, Fuadi mengatakan, telah mendapatkan tugas dari DPP Partai Golkar untuk maju sebagai calon bupati pada Pilkada Boyolali 2024.
“Saya ditugaskan partai tapi disuruh nunggu dulu. Dalam waktu dekat bakal dikumpulkan,” kata Fuadi, dikutip dari Solopos,Jumat (15/03/2024).
Mengenai hal itu, Fuadi menjelaskan, DPD Partai Golkar Boyolali masih berkomunikasi dengan partai lain guna membentuk koalisi menghadapi Pilkada.
Baca Juga : KPU RI Sahkan Perolehan Suara Prabowo Gibran di Papua Selatan
Dengan 36 kursi DPRD Boyolali dikuasai PDIP, tersisa 14 kursi dari parpol lain dengan komposisi tiga kursi Partai Gerindra, tiga kursi PKB, empat kursi Partai Golkar, dan empat kursi PKS.
Selain itu, syarat untuk bisa mengusung cabup-cawabup pada Pilkada, parpol atau gabungan parpol (koalisi) harus memiliki minimal 20% dari total jumlah kursi DPRD, di Boyolali, dengan 50 kursi DPRD, maka partai politik atau gabungan parpol wajib memiliki 10 kursi untuk bisa mengusung cabup-cawabup di Pilkada 2024.
Fuadi mengungkapkan, perolehan kursi Partai Golkar di DPRD Boyolali pada Pemilu 2024 sama dengan Pemilu 2019 yaitu empat kursi. Karenanya, untuk bisa mengusung cabup-cawabup, Partai Golkar harus berkoalisi dengan parpol lain agar memenuhi ambang batas persyaratan.
“Kami akan menjalin komunikasi dengan semua partai untuk membentuk koalisi,” ungkapnya.
Mengenai nama eks ajudan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo, Devid Agus Yunanto, yang muncul meramaikan bursa calon Bupati Boyolali, Fuadi mengakui belum ada komunikasi.
Selain itu, Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin menerangkan, pada saat ini partainya sedang menunggu, dan berkomunikasi dengan partai lain terkait koalisi menghadapi Pilkada 2024.
“Kami untuk AD 1 calon bupati masih wait and see. Tentu PKS sebagai partai pemenang kedua setelah PDIP, walau kursinya jauh lebih sedikit, dalam hal Pilkada kami melakukan penjaringan untuk mempersiapkan kader terbaik kami menjadi bagian kontestasi Pilkada,”terang Arifin.
Simak Juga : AMIN Kalah dari Prabowo-Gibran di Jakarta, Mardani Ali: Catatan Buat PKS Harus Lebarkan Basis
Arifin menjelaskan, tidak menutup kemungkinan menjaring orang di luar kader PKS untuk bekerja sama membangun Boyolali.
“Kalau di internal partai pasti keinginannya jadi bupati, tetapi ada regulasi yang berjalan dalam proses pencalonan yang itu tidak sederhana. Kami enggak bisa menjadi partai pengusung sendiri dan harus berkoalisi dengan partai lain,” jelasnya.
Arifin menegaskan, komunikasi dilakukan PKS dengan siapa pun. Akan tetapi, DPD PKS Boyolali juga perlu mendengar visi misi, apa yang akan dilakukan, rencana ke depan, dan sebagainya dari setiap kandidat yang muncul.
“Jadi partai-partai yang eksis di Boyolali kami jalin komunikasi. Kemudian ada orang-orang yang tertarik maju Pilkada Boyolali, kami juga ajak komunikasi. Semuanya,” pungkasnya.