BeritaEkonomiRegional

Kendalikan Inflasi Solo Raya, BI Perkuat Koordinasi Antar Wilayah

BIMATA.ID, Solo – Bank Indonesia (BI) tengah berupaya memperkuat koordinasi antar wilayah guna mengendalikan angka inflasi di kawasan Solo Raya, Jawa Tengah (Jateng).

Mengenai hal itu, Kepala Perwakilan (Kpw) BI Surakarta, Dwiyanto Cahyo Sumirat mengatakan, sejauh ini sudah melakukan komunikasi dengan asisten dua di masing-masing kabupaten/kota di Solo Raya.

“Karena kondisinya sekarang ada kabupaten yang surplus, ada yang defisit. Misalnya Solo kan konsumen nya, tidak banyak produsennya. Pada saat defisit terjadi di Kota Surakarta maka harga akan naik, tapi di daerah lain di Solo Raya ada yang surplus, misalnya Boyolali, atau mungkin Karanganyar, Wonogiri. Ketika ada kerja sama dengan kabupaten/kota harapannya ada komunikasi, kok ini daging ayam di Surakarta lagi mahal, oh ini Boyolali punya. Maka ada kerja sama perdagangan,” kata Kepala Perwakilan (Kpw) BI Surakarta, Dwiyanto Cahyo Sumirat di Solo, Selasa (19/03/2024).

Baca juga: Menhan Prabowo Cek Kemajuan Pembangunan IKN Untuk Upacara HUT ke 79

Menurutnya, pada saat ini pihaknya sedang melakukan finalisasi perjanjian kerjasama antar Kabupaten.

“Dengan demikian, harapannya bisa ada kerjasama antar pemerintah daerah. Di dalamnya ada bussines to bussines juga yang saling bekerja sama di situ,” jelasnya.

Lihat juga: Ketua Gen KAMI Sarankan Agar Prabowo Gibran Bentuk Rumah Transisi

Sementara itu, mengenai proyeksi inflasi pada Lebaran mendatang di Kota Solo, menurut dia tekanannya akan lebih besar dari sebelumnya.

“Oleh karena itu, upaya pengendalian inflasi sedang kami rintis sekarang,” katanya.

Selain itu, dari sisi tekanan inflasi, ada beberapa komoditas pangan yang harganya masih cukup tinggi, diantaranya beras, daging ayam, gula pasir, dan minyak goreng.

Simak juga: KPU RI Sahkan Suara Prabowo Gibran di Malaysia

“Bulan April nanti ditambah lagi dari sisi transportasi. Solo Raya justru yang dominan transportasi atau angkutan darat karena lebih banyak pilihan, sehingga kombinasi berbagai kondisi yang terjadi di April akan menambah tekanan inflasi,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap beberapa daerah yang sudah mulai panen raya padi dapat mengendalikan harga di pasaran.

“Harapannya bulan April makin banyak volume panen. Jadi meski permintaan tinggi inflasi beras mulai termoderasi. Selanjutnya, dampaknya ke komoditas nasi dan lauk karena saat Lebaran permintaan terbanyak ada di nasi dan lauk,” pungkasnya.

Selengkapnya: Analis Tanggapi Ucapan Selamat AS ke Prabowo: Mereka Kenal Baik Prabowo

Sehingga, dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan dapat menjadikan range maksimum untuk inflasi tahunan atau year on year di Kota Surakarta bisa di angka 3 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi yoy Februari di Kota Surakarta sebesar 2,82 persen.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close