Bimata

Kemendikbud Sebut Biaya Pendidikan Tinggi di Indonesia Masih Rendah

BIMATA.ID, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menilai, biaya pendidikan tinggi di Indonesia tergolong masih rendah jika dibandingkan dengan negara maju.

Terkait hal itu, dalam acara diskusi bertajuk “Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa” di Universitas Yarsi Jakarta Pusat, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Nizam menyampaikan, bahwa rata-rata biaya pendidikan tinggi di Indonesia hanya mencapai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 28 juta per/mahasiswa.

“Biaya pendidikan tinggi di Indonesia kalau kita bandingkan dengan berbagai negara tetangga apalagi dengan negara maju ini masih rendah, masih tertinggal,” ungkap Prof. Nizam di Jakarta Pusat, pada Selasa (05/03/2024).

Baca juga: Prabowo Subianto: Insyaallah Saya Akan Dilantik Tanggal 20 Oktober

Menurutnya, angka 2.000 dollar AS itu terbilang lebih rendah dibandingkan negara tetangga lainnya seperti India. Karena, biaya pendidikan di Indonesia khususnya hanya 75 persen dari biaya pendidikan di India.

“Apalagi di Australia itu 20.000 dollar AS (sekitar Rp 312 juta) per mahasiswa. Jadi Indonesia itu sekitar 1/10-nya Amerika Serikat, 1/10-nya Australia, 1/8-nya Singapura,” ujarnya.

Sementara, di Malaysia biaya kuliahnya sebesar rata-rata 7.000 dollar AS atau Rp 109 juta per mahasiswa, Jepang sebesar kurang lebih 8.000 dollar AS atau sekitar Rp 125 juta, lalu Hong Kong 12.000 dollar AS atau Rp 187 juta.

Lihat juga: Prabowo: Tak Ada Kemakmuran Tanpa Perdamaian

Oleh karena itu, memang diperlukan pendidikan dengan sarana dan prasarana yang memadai agar menghasilkan lulusan berkualitas.

“Sehingga untuk itu dibutuhkan sumber daya yang tidak sedikit terutama sumber daya manusia, serta sarana prasarana untuk memastikan kompetensi pada sarjana yang dihasilkan sesuai kebutuhan di dunia kerja,” pungkasnya.

Exit mobile version