BIMATA.ID, Jakarta – Lembaga survei Political Statistic (Polstat) Indonesia mengungkap bahwa mayoritas warga menolak gerakan pemakzulan Presiden Jokowi yang akhir-akhir ini dipropagandakan oleh sejumlah aktivis dan elite politik.
“Polstat Indonesia menanyakan kepada responden, apakah Anda setuju atau kurang setuju terhadap wacana pemakzulan Presiden Jokowi, bagian terbesar publik atau 55,8% responden menyatakan tidak setuju alias menolak wacana pemakzulan tersebut,” kata Direktur Riset Polstat Indonesia Apna Permana dalam rilis yang diterima, Kamis (8/2/2024).
Apna mengatakan, hanya sekitar 20,9% responden yang setuju terhadap wacana pemakzulan Presiden Jokowi.
Sementara sebanyak 23,3% responden tidak dapat memberikan sikap terhadap wacana tersebut.
“Ini mengindikasikan bahwa publik menolak wacana pemakzulan karena mereka mempersepsikan wacana itu hanya akan memperpanjang kegaduhan politik nasional,” katanya.
Survei Polstat dilakukan pada 4 – 7 Februari 2024 di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 34 provinsi.
Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP
Jumlah sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling).
Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner.
[HW]