BIMATA.ID MAGETAN – Pagi buta ibu-ibu desa Kauman Kecamatan Plaosan Magetan sudah berkumpul di rumah Sardi, Jumat (19/1/2024). Udara dingin Lereng Lawu tak menyurutkan semangat ibu-ibu itu untuk meracik bumbu dan memasak sarapan bagi tamu spesial yang menginap di desanya malam itu. Ganjar Pranowo.
Kehebohan terjadi saat ibu-ibu memasak nasi jagung, tiwul, bothok, gudangan, ikan asin, ayam goreng dan telur rebus. Mereka begitu cekatan agar saat Ganjar bangun, sarapan sudah dihidangkan.
Namun Ganjar yang bangun pagi untuk salat subuh memergoki ibu-ibu yang sedang masak itu. Ia menyempatkan menyapa dan melihat masakan yang sedang disiapkan.
“Masak nopo bu? wah kok heboh banget,” sapa Ganjar.
“Niki nyiapke sarapan kagem bapak, niki masakan ndeso pak,” ucap mereka kompak.
Cuaca mulai terang meski mentari tak memancarkan sinarnya karena tertutup kabut cukup tebal, rumah Sardi sudah dipenuhi warga. Ratusan warga ingin menyapa Ganjar sekaligus ingin sarapan bersama.
Mereka langsung masuk dan duduk lesehan di rumah Sardi. Di depan mereka, sudah tertata aneka makanan yang disajikan. Begitu Ganjar keluar kamar, mereka langsung menyambut dengan senyuman.
“Monggo sarapan pak, sareng-sareng warga (mari sarapan pak, bareng-bareng warga)” sapa Sardi.
Ganjar kemudian duduk bersila dan sarapan bareng warga. Ia mengambil nasi putih sedikit, nasi tiwul dan nasi jagung kemudian memakannya dengan lauk bothok, ikan asin serta gudangan.
“Wah ini enak tenan, saya jadi ingat saat kecil dulu makanannya ya seperti ini. Saya kan sama-sama putra Gunung Lawu, jadi makanannya sama. Bothok ini enak tenan,” ucap Ganjar.
Sampai sekarang Ganjar masih suka makan makanan dari desanya. Khususnya bothok, ia sering meminta saudaranya mengirimkan ke Jakarta.
“Kalau kangen bothok, saya minta saudara kirim. Soalnya bothok seperti ini hanya ada di Lawu,” ucapnya.
Ganjar dan warga kemudian sarapan bareng dengan penuh canda tawa. Beberapa ibu-ibu datang membawa anaknya dan langsung nglendot ke Ganjar. Ganjar juga sempat menggendong bayi yang baru berusia beberapa bulan sambil menimangnya.
“Pak Ganjar itu selalu bikin meleleh. Sudah dekat dengan rakyat, mau menginap di rumah warga, sarapan bareng dan dekat sama anak kecil. Itu lho bayinya saja nyaman sekali digendong pak Ganjar. Beliau emang tulus,” ucap Nuryanti (40), salah satu warga.
Usai sarapan dan ngobrol bersama, Ganjar kemudian berpamitan. Ia mengucapkan terimakasih pada Sardi dan keluarga serta warga Kauman yang sudah mengizinkan ia menginap di sana.
“Maturnuwun bapak ibu saya sudah diizinkan menginap di sini. Ngapunten mpun ngrepoti nggih (maaf sudah merepotkan). Kulo nderek pamit, ajeng nglanjutke keliling (saya pamit mau melanjutkan perjalanan keliling). Sehat-sehat nggih bapak ibu. Assalamualaikum,” ucap Ganjar berpamitan.
(W2)