BIMATA.ID, Jakarta – Dua pengurus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yakni, Yenny Wahid, dan Nusron Wahid telah mendukung dua pasangan calon yang berbeda di ajang PIlpres 2024.
Mengenai hal itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno meyakini dua pengurus PBNU yakni Yenny Wahid dan Nusron Wahid mampu menjaga profesionalitas, dan integritasnya.
Hal ini terkait keputusan Yenny Wahid yang mendukung Capres, dan Cawapres Ganjar Pranowo – Mahfud MD, dan menduduki posisi Dewan Penasehat Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP).
Baca juga: Koalisi Indonesia Maju di Lombok Utara Mulai Gerakkan Mesin Partai Menangkan Prabowo-Gibran
Kemudian, Nusron Wahid yang menjabat selaku salah satu Ketua PBNU yang merupakan politikus Partai Golkar masuk dalam tim pemenangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
“Ya kalau kerja di PBNU pasti profesional. Mereka itu sesuai dengan tupoksinya akan menjalankan semua kerja-kerja politik di PBNU ya, itu nggak bisa dibantah, karena PBNU ini bukan lembaga negara, tapi kan lebih pada civil society sebenarnya, yang memang gerakannya lebih partisipatoris,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, pada Rabu (01/11/2023).
Menurutnya, dilatarbelakangi oleh pernyataan tegas Yenny bahwa tidak pernah membawa-bawa PBNU dalam mendukung Ganjar-Mahfud.
Lihat juga: Begini Kelengkapan RS TNI dr Sadjiman yang Diresmikan Prabowo di Bogor untuk Masyarakat Umum dan TNI
Selain itu, Ia juga menyoroti posisi, dan keputusan serupa yang diambil Nusron Wahid yang menjadi tim pemenangan Prabowo-Gibran.
“Kalau yang dimaksud profesional dalam arti dia bekerja maksimal di PBNU, pastinya tidak akan mengganggu apapun. Namun, harus diakui ketika salah satu, bahkan banyak yang jadi pengurus NU, itu jadi bagian dari pengurus partai dan tim pemenangan tertentu ya pastinya akan ada tarikan nafas politik,” pungkasnya.