PBB : Seharusnya Rumah Sakit Jangan Menjadi Medan Serang Militer Israel
BIMATA.ID, Washington – Juru bicara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan bahwa rumah sakit tidak seharusnya menjadi medan perang setelah penyerbuan militer Israel ke RS Al-Shifa di Gaza.
“Rumah sakit seharusnya tidak menjadi medan pertempuran. Pasien seharusnya tidak bertempur di rumah sakit. Rumah sakit tidak boleh menjadi medan pertempuran di mana pun di seluruh dunia. Hentikan sepenuhnya,” kata Stephane, dikutip dari antaranews, kamis (16/11/2023).
Baca Juga : Prabowo Dorong Perdamaian di Pertemuan Menhan se-ASEAN dan AS
Sebuah tank Israel pada hari rabu, telah menyerang kamar pasien di Kompleks RS Al-Shifa, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
“Kami sangat khawatir mengenai apa yang kami saksikan. Kami hanya dapat membaca laporan saat ini karena kami tidak memiliki orang di lapangan. Yang jelas adalah rumah sakit tidak boleh dijadikan arena tempur. Mereka dilindungi di bawah hukum kemanusiaan internasional,” lanjutnya.
PBB mengawasi dan menyaksikan gambar “sangat mengganggu” dan laporan yang datang dari RS Al-Shifa, lanjut dia, serta menyerukan semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Di saat yang sama, Dujarric juga menyampaikan mengenai kecelakaan yang menimpa Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russel di Mesir dalam perjalanan ke Gaza pada Selasa.
Kecelakaan tersebut membuat Russel membatalkan seluruh kegiatannya yaitu mengunjungi Gaza dan juga Israel untuk bertemu dengan keluarga dari anak-anak yang disandera.
Simak Juga : Prabowo Serukan Penghentian Permusuhan di Gaza: Upaya Gencatan Senjata Terus Dilakukan
Akibat serangan Israel di Jalur Gaza yang memasuki hari ke-40, sebanyak 11.320 warga Palestina terbunuh, termasuk di antaranya 7.800 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 orang menderita luka-luka, menurut data terbaru dari otoritas Palestina.
Selain nyawa, ribuan gedung, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga mengalami kerusakan atau bahkan hancur akibat serangan Israel dari darat dan udara yang tanpa henti di wilayah kantung yang dikepung sejak awal bulan itu.
Sementara korban jiwa di pihak Israel mencapai 1.200 jiwa, menurut data resmi.