BIMATA.ID, Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memaparkan transformasi teknologi kesehatan adalah fondasi penting dalam membangun transformasi sistem kesehatan RI yang bertujuan memperbaiki sistem kesehatan agar lebih kuat, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi ancaman kesehatan di masa depan.
Head of Tribe Ekosistem Inovasi Kesehatan, Digital Transformation Office Kemenkes RI Patota Tambunan mengatakan,Transformasi sistem kesehatan terdiri atas enam pilar, di antaranya transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, serta transformasi teknologi kesehatan.
“Transformasi teknologi ini penting, karena teknologi itu akan membantu mendukung lima pilar transformasi lainnya,” kata Patota, dikutip dari antaranews, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga : Berikan Gagasan Program Pro Rakyat, Prabowo-Gibran Semakin Jadi Idaman Wong Cilik
Patota menerangkan, pondasi awal pembangunan transformasi digital kesehatan telah dibentuk dalam cetak biru yang dimulai sejak 2021, berjalan hingga sekarang, dan ditargetkan akan selesai pada 2024 mendatang.
Salah satu bentuk transformasi teknologi kesehatan, ucapnya, terdapat pada aplikasi Peduli Lindungi yang kini berubah menjadi SATU SEHAT, dimana masyarakat dapat mengakses sejumlah informasi perihal kesehatannya dalam genggaman.
“Tadinya kan masyarakat bisa melihat hasil tes lab-nya, jenis vaksinnya, nah sekarang kita perluas jadi masyarakat bisa mengakses resume medisnya dalam aplikasi SATUSEHAT Mobile,” ucapnya.
Lebih lanjut, Patota mengungkapkan, fitur unggulan tersebut mempermudah masyarakat untuk dapat mengingat kembali perihal penyakit yang pernah diderita, dimana pasien pernah mendapatkan pelayanan kesehatan, siapa yang menangani, hingga jenis obat yang diberikan.
“Itu salah satu bukti konkret bahwa kita itu memang menggunakan teknologi untuk tujuannya itu, untuk masyarakat. Jadi masyarakat bisa mengakses resume medis dalam genggaman tangannya,” ungkapnya.
Diketahui, untuk membangun transformasi teknologi kesehatan di Indonesia, Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah pihak.
Salah satunya adalah Tony Blair Institute untuk membantu menyelaraskan transformasi teknologi kesehatan dengan peta jalan pembangunan nasional dan mempersiapkan masa depan sistem perawatan kesehatan yang lebih sesuai dengan perkembangan tren kesehatan.
Simak Juga : Prabowo Berjoget Gemoy Usai Pidato di Depan Megawati
Dalam kesempatan tersebut, Manager Digital and Technology, Tony Blair Institute Indonesia Willy Limiady mengungkapkan aspek teknologi dapat membantu Pemerintah RI untuk dapat mengakselerasi sejumlah program, baik yang bersifat strategis maupun program yang langsung melayani masyarakat.
“Kami melihat bahwa dukungan untuk percepatan transformasi teknologi kesehatan, bukan hanya kesehatan dari sisi aspek pelayanan, tapi juga dari sisi aspek kesehatan digital ini perlu didukung 100 persen,” pungkasnya.