BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, menekankan perlunya melakukan perhitungan dampak kenaikan Suku Bunga Acuan BI terhadap sektor riil setelah Bank Indonesia menetapkan suku bunga acuan sebesar 6 persen.
“Saya melihat bahwa Bank Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan berat dalam mencari keseimbangan antara gejolak ekonomi global dan menjaga stabilitas di dalam negeri. Kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin perlu dianalisis secara mendalam mengenai dampaknya terhadap sektor riil, terutama dalam hal meningkatkan biaya ekonomi, yang akan berdampak khususnya bagi pelaku usaha yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan,” ujarnya Kamrussamad dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Rabu (01/11).
Baca Juga : Demokrat Janji Bakal Maksimalkan Dukungan Buat Prabowo-Gibran di Jatim
Kamrussamad, seorang politisi dari Fraksi Gerindra, juga memberikan beberapa contoh sektor yang rentan terkena dampak dari kenaikan suku bunga acuan tersebut. Ini termasuk sektor properti yang memiliki banyak komponen, sektor Horeka (hotel, restoran, kafe) atau makanan dan minuman, sektor pariwisata, dan sektor-sektor lain yang padat karya.
Menanggapi tindakan ini, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah sebagai respons terhadap ketidakpastian global dan sebagai langkah mitigasi terhadap inflasi barang impor. Kamrussamad juga menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan bukan satu-satunya cara untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yang terpenting adalah penguatan fundamental ekonomi dalam negeri.
“Fundamental ekonomi kita memiliki tiga pilar utama, yaitu pertanian, perkebunan, dan perikanan. Dalam desain ekonomi kita, sektor-sektor unggulan ini seharusnya menjadi penopang stabilitas ekonomi kita, sehingga jika nilai tukar Rupiah melemah, dampaknya dapat diatasi,” ujarnya.
Kamrussamad menjelaskan bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah dapat berdampak pada bahan baku impor bagi beberapa industri, yang akhirnya memengaruhi harga dan persaingan di pasar. Lebih lanjut, penurunan jumlah karyawan dalam industri juga dapat terjadi akibat kenaikan harga bahan baku dan ketatnya persaingan di pasar.
Simak Juga : Prabowo Kenang Pernah Ditangani dr. H Sadjiman Semasa Taruna
“Ini juga dapat berpotensi menyebabkan pemangkasan jumlah karyawan, pekerja, dan buruh, yang pada akhirnya dapat menimbulkan pengangguran baru,” tambahnya.
Kamrussamad juga menyatakan bahwa Komisi XI DPR RI akan segera mengundang Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan tentang arah kebijakan makro ekonomi dan upaya mitigasi yang akan diambil.
Pada Kamis (19/10/2023), Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen, dari sebelumnya 5,75 persen.