BIMATA.ID, Jakarta – Menanggapi kritik yang diutarakan oleh Capres Anies Baswedan terhadap program Food Estate masa pemerintahan Presiden Jokowi, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN), Prof. Dr. Mohammad Jafar Hafsah, menjelaskan solusi yang sudah disiapkan oleh Pasangan Prabowo-Gibran.
“Sesuai dengan program prioritas dan Astacita ke-2 dalam Visi Misi Prabowo-Gibran, Kawasan Sentra Produksi Pangan akan dilanjutkan dan disempurnakan, terutama untuk komoditas padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu. Penyempurnaan Food Estate ini kita sebut dengan Lumbung Pangan.” jelas Guru Besar Bidang Agribisnis Pangan Universitas Negeri Makassar ini.
Menurut Jafar Hafsah, program Lumbung Pangan nantinya akan menjadi prioritas utama karena adanya ancaman krisis pangan yang sudah di depan mata.
Baca juga: Prabowo Diterima 68 Kiai di Ponpes Langitan Tuban, Tampung Masukan
“Per-tahunnya, penduduk Indonesia bertambah sekitar 3 juta jiwa, sedangkan lahan pertanian kita terkonversi sekitar 100.000 hektar per tahun. Ini tentu jadi masalah besar, karena semua penduduk Indonesia butuh pangan.” tegasnya.
Setiap 10 tahun, jelas Jafar, diperlukan tambahan pangan untuk memberi makan 30 juta jiwa yang setara dengan 3.6 juta ton beras. Untuk 3.6 juta ton beras dibutuhkan luas panen seluas 1.4 juta hektar.
“Sementara penyiapan lahan untuk menjadi lahan pertanian produktif tidak instan. Minimal membutuhkan waktu 3 tahun. Jadi pembuatan lumbung pangan sangat penting untuk dilakukan.” tutur Mantan Dirjen Tanaman Pangan era Swasembada beras tersebut.
Lihat juga: Momen Prabowo Disambut Para ‘TNI Cilik’ di Tuban
Program Lumbung Pangan yang akan dikembangkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran nanti jika terpilih, menurut Jafar Hafsah sudah diperhatikan secara detail dan memiliki prioritas teknis tertentu.
“Pertama Lumbung Pangan harus mengutamakan lahan-lahan yang belum optimal. Seperti sawah yang belum optimal luas panennya, lahan kering yang bisa untuk padi gogo, jagung, dan umbi-umbian. Lahan tidur, lahan terlantar, lahan rawa dan pasang surut yang jumlahnya mencapai 20 juta hektar, ini belum optimal.” urainya.
Jafar Hafsah juga menjelaskan bahwa Lumbung Pangan nantinya juga akan mengoptimalkan hutan yang telah mengalami kerusakan untuk penghutanan kembali dengan tanaman energi sekaligus tanaman pangan dalam bentuk buah, seperti aren dan sukun.
Simak juga: Menangkan Prabowo Gibran di Makassar Lewat Jagai Maktim
“Tapi yang pasti kita tidak akan mengkonversi lahan hutan untuk dijadikan produksi pangan.” tutupnya.