Puan Maharani Tekankan Pentingnya Literasi Digital untuk Anak-Anak di Era Teknologi
BIMATA.ID, Jakarta – Ketua DPR RI, Dr. (H.C) Puan Maharani, mengingatkan tentang dampak negatif perkembangan teknologi pada anak-anak, termasuk kekerasan, perundungan, dan konsekuensi hukum yang mungkin terjadi. Ia menekankan pentingnya literasi digital bagi siswa di sekolah sebagai solusi untuk menghadapi tantangan ini.
“Literasi digital dapat membantu anak-anak memahami etika dan perilaku yang sesuai dalam dunia maya. Mereka akan diajarkan cara berkomunikasi dengan sopan dan menghormati orang lain di berbagai platform online,” ujar Puan melalui keterangannya kepada media di Jakarta, Rabu (4/10).
Baca Juga : Anak Buah Prabowo: Revolusi Putih Bukan Sekedar Janji, Sudah Dilakukan Sejak 2009
Puan juga mencatat kasus bunuh diri seorang siswi berusia 16 tahun di Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang disebabkan oleh kekerasan siber atau cyber harassment setelah foto vulgarnya beredar di media sosial. Siswi tersebut bahkan merekam aksi bunuh dirinya menggunakan telepon seluler. Selain itu, kurangnya literasi digital juga terlihat dalam kasus pembakaran sekolah oleh seorang siswa SMP Negeri 1 Temanggung yang mengalami cyber bullying. Siswa ini diduga dibully secara verbal dan di media sosial, yang menyebabkan pembakaran sekolah.
Mengutip dua peristiwa ini, Puan menegaskan pentingnya literasi digital sebagai alat bagi anak-anak untuk mengidentifikasi dan menghindari konten dan perilaku yang merugikan dari perkembangan teknologi yang begitu pesat.
“Literasi digital dalam pembelajaran formal diharapkan dapat mengurangi kasus pelecehan di dunia maya, cyber bullying, serta meningkatkan pemahaman anak-anak tentang dampak kata-kata dan tindakan online,” tegas Puan.
Puan juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan literasi digital yang kuat, anak-anak akan mampu menyaring sumber informasi, mengevaluasi potensi risiko, dan membuat keputusan yang lebih bijaksana berdasarkan informasi yang mereka temukan di dunia maya.
Cek Juga : Dukung Prabowo Subianto, Relawan Cakep Gelar Deklarasi Pemenangan di Sumut
“Kini, literasi digital bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan dalam pendidikan anak-anak di masa kini dan masa depan,” tandas Puan.
Oleh karena itu, Puan mendorong Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), untuk memasukkan literasi digital sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan. Ia menekankan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka Belajar harus mempertimbangkan dampak kemajuan teknologi.
Tidak hanya siswa, menurut Puan, guru-guru juga perlu memahami pentingnya literasi digital, termasuk pemahaman tentang perkembangan teknologi yang memengaruhi kehidupan siswa secara menyeluruh. Ini juga akan menjadi langkah untuk mencegah berbagai bentuk cyber bullying, cyber harassment, dan cyber porn.
“Guru-guru juga harus mendapatkan pelatihan terkait keamanan digital, termasuk cara melindungi informasi pribadi mereka dan memberikan panduan kepada siswa tentang praktik online yang aman,” jelas Puan.
“Selain itu, mereka perlu tahu cara menghadapi potensi ancaman seperti perundungan cyber terhadap siswa,” tambahnya.
Simak Juga : Simulasi Pilpres 2024 Head to Head Prabowo 52,3% VS Ganjar 44,2%,
Puan juga menekankan peran penting orang tua dalam membatasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak memahami etika digital.
“Termasuk bagaimana berinteraksi dengan sopan di dunia maya dan menghindari perilaku yang merugikan. Meskipun perilaku online tidak selalu mencerminkan perilaku nyata, seringkali keduanya memiliki hubungan yang erat. Orang tua harus menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman berbicara tentang pengalaman online mereka dan melaporkan masalah yang mungkin mereka hadapi,” tutup Puan.