BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kepada seluruh kebijakan yang akan dibuat oleh Kemenkes atau Kementerian/Lembaga lainnya yang terkait dengan sektor kesehatan harus berbasis pada data.
“Saya ingin memastikan bahwa semua kebijakan kita (Kemenkes), atau badan baru yang akan dibentuk selalu berbasis data. Kalau bisa setiap kita (Pemerintah) membuat kebijakan yang terkait dengan sektor kesehatan harus berbasis data,” kata Budi, dikutip dari antaranews, Senin (16/10/2023).
Dia menerangkan, penggunaan data sebagai basis pembuatan kebijakan dapat membantu pemangku kepentingan dalam menganalisis efektivitas suatu kebijakan tertentu sebelum diterapkan kepada masyarakat.
Baca Juga : Relawan Garuda Deklarasi Dukung Prabowo, Sekjen Gerindra: Anak Muda Jangan Berhenti Berjuang
Untuk itu, pihaknya berupaya memfasilitasi hal tersebut melalui Portal Pemanfaatan Data Kemenkes.
Salah satu contoh kebijakan yang dibuat berbasis data, kata dia, adalah pada program penanganan stunting.
“Ada dana ratusan miliar untuk Program Makanan Tambahan dalam mengurangi stunting, kita bisa lihat dananya terserap tidak? dipakai dengan benar tidak?” tuturnya.
Lebih lanjut, Menkes juga meminta agar melalui Portal Pemanfaatan Data Kemenkes dibuat secara inklusif, sehingga dapat digunakan oleh seluruh pihak yang berkepentingan untuk bersama-sama mengembangkan sektor kesehatan di Indonesia.
“Jadi kalau bisa data dibuka agar sifatnya inklusif, karena orang pintar di Indonesia banyak. Harusnya bisa diberikan kesempatan untuk berkecimpung bersama Kemenkes,” ujarnya.
Dengan sifatnya yang inklusif, Menkes mengatakan hal tersebut dapat digunakan oleh lembaga pendidikan dan riset seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk dapat mengembangkan riset terkait kesehatan di Indonesia.
Simak Juga : Rencana Kebijakan Lingkungan Prabowo: Energi Terbarukan Biosolar yang Tak Sebabkan Polusi dan Impor
Dia menilai akses terhadap data Kemenkes yang baik, dapat mengakselerasi riset kesehatan nasional.
Selain itu, hal tersebut juga dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap budaya peneliti dan pengajar dalam pendidikan.
“Secara agregat nasional untuk kesehatan nanti akan bagus, dan nanti ada Kementerian/Lembaga yang mendorong. Bukan hanya untuk kebijakan sekarang, tapi juga masa depan,” pungkasnya.