BIMATA.ID, Jakarta – Media asing kembali menyoroti pemilihan umum presiden (Pilpres) RI. Kali ini terkait sosok calon presiden (capres) yang menduduki puncak jajak pendapat di Tanah Air.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto disebut unggul dan mendominasi dalam sebuah survei terbaru pada Rabu (4/10). Lalu disusul mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di posisi kedua.
BACA JUGA: Gerindra: Prabowo Berutang ke Rakyat Madura, Insya Allah 2024 Dibayar Tuntas
“Menteri Pertahanan Indonesia, mantan komandan pasukan khusus, menduduki puncak jajak pendapat yang diterbitkan pada hari Rabu, ketika para kandidat bersiap untuk mendaftar untuk pemilihan presiden tahun depan yang diperkirakan akan berlangsung ketat,” tulis Reuters dikutip Jumat (6/10/2023).
“Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, mendominasi survei menjelang pemilu di negara ekonomi G20 yang bernilai triliunan dolar dan merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan,” tambahnya.
Artikel ini pun memasukkan hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI). Survei tersebut menunjukkan sebanyak 34% responden akan memilih Prabowo. Sementara yang memilih Ganjar hanya 30,4% dan Anses sekitar 22%. Adapun survei dilakukan ke 1.206 orang pada September dengan margin kesalahan 2,9%.
BACA JUGA: JK dan Mega Ikut Hadir di Acara HUT TNI, Jokowi Tiba Bareng Prabowo
“Dalam pemilu putaran kedua, Prabowo akan menang atas Ganjar dengan selisih sekitar 11 poin,” kata Reuters mengutip Ketua LSI Djayadi Hanan.
“Prabowo Subianto punya keunggulan 11,3% . Ini merupakan keuntungan yang cukup signifikan,” tulisnya.
Meski demikian, mengutip analis lain dari Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi memaparkan sekitar 40% warga RI masih belum menentukan pilihan. Hal sama juga diutarakan analis Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Philips J. Vermonte. Hal ini mengingat belum ada satupun calon yang mendaftar resmi hingga saat ini.
“Ketiganya, dan pasangannya, diperkirakan akan mendaftar secara resmi antara 19 dan 25 Oktober,” muat Reuters lagi.
BACA JUGA: SBY dan Prabowo Semobil Saat HUT Ke-78 TNI
Pemilihan Presiden akan dilakukan serentak pada 14 Februari mendatang. Prabowo pun disebut bisa memenangkan hati Presiden Joko Widodo (Jokowi), meski berasal dari partai berbeda yang tentu akan mendorong elektabilitasnya.
“Prabowo, yang kalah berturut-turut dalam pencalonan presiden pada tahun 2014 dan 2019, mendapatkan momentum setelah memulai kampanye rebranding di mana ia menjangkau generasi muda melalui kehadiran media sosial yang canggih,” jelasnya.
“Para analis sedang mengamati dengan cermat siapa yang akan memenangkan dukungan dari petahana yang sangat populer, Joko Widodo yang terbatas untuk dua kali masa jabatan, yaitu lima tahun,” tambahnya.
“Jokowi, begitu presiden disapa, telah menyatakan dukungannya terhadap Ganjar, sesama anggota Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP). Namun ketegangan antara dirinya dan Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri, serta semakin seringnya ia tampil di depan umum bersama Prabowo, telah membuat para analis berpendapat bahwa ia masih mempertimbangkan pilihannya,” katanya.
BACA JUGA: Survei LSI: Sosok Negarawan Sejati Prabowo Jadi Pendongkrak Elektabilitas