BeritaHukumInternasional

Lebanon Sebut Seorang Wartawan Ditembak Oleh Tentara Israel

BIMATA.ID, Jakarta – Angkatan darat Lebanon mengatakan seorang wartawan tes ditembak oleh tentara Israel pada Kamis di selatan perbatasan Lebanon saat pasukan Israel dan Hizbullah terlibat baku tembak.

Pihak militer Israel mengatakan sebelumnya bahwa mereka hanya menargetkan infrastruktur Hizbullah dan menembak tiga orang yang berusaha meluncurkan rudal anti-tank ke arah pasukan Israel.

Hizbullah dukungan Iran mengaku menembakkan roket ke sebuah posisi Israel di desa Manara dan Israel balas menembak. 

Tembak-menembak yang terjadi di perbatasan tersebut merupakan yang terburuk dalam 17 tahun terakhir.

Baca Juga: Prabowo : Semua Anak Indonesia Harus Dapatkan Gizi Cukup

Andrea Tenenti, juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB di kawasan tersebut (UNIFIL), mengatakan bahwa seorang warga sipil terbunuh akibat tembak menembak tersebut.

“Angkatan Bersenjata Lebanon meminta bantuan UNIFIL untuk tujuh orang terjebak di dekat Jalur Biru, dekat makam Sheikh Abad selama terjadinya baku tembak besar-besaran di Jalur Biru tersebut,” kata Tenenti, dikutip dari antaranews, Jumat (20/10/2023).

Tenenti menuturkan, UNIFIL telah menghubungi tentara Israel untuk meminta gencatan senjata guna menyelamatkan kelompok tersebut. 

Tragisnya, satu orang kehilangan nyawa dalam kejadian ini dan lainnya berhasil diselamatkan.

Pihak militer Lebanon menggambarkan tujuh orang yang terjebak tersebut sebagai awak media dan Israel memang sengaja menembak mereka sehingga menewaskan satu orang dan melukai yang lainnya, namun Lebanon tidak mengungkapkan identitas mereka.

Insiden tersebut terjadi hampir sepekan setelah seorang wartawan Reuters terbunuh dan yang lain terluka di Lebanon selatan.

Tentara Lebanon menyalahkan Israel atas insiden tersebut, tapi Israel berdalih sedang menyelidiki peristiwa tersebut. 

Reuters juga sudah meminta Israel agar melakukan penyelidikan yang menyeluruh, cepat dan transparan.

Tembak menembak di perbatasan berkobar sejak 7 Oktober lalu, ketika kelompok Hamas menyerang Israel selatan dan pasukan Israel kemudian melancarkan serangan balasan ke Gaza.

Hizbullah yang didukung Iran, yang bersekutu dengan Hamas saat berperang dengan Israel pada 2006, menuturkan, sejauh ini kehilangan 13 anggota pasukan di selatan Lebanon sejak 7 Oktober selama konflik di perbatasan utara Israel.

Simak Juga : Aktivis Pemuda Lintas OKP dan Ormas Bentuk Relawan Dukung Prabowo Subianto

Menurut Hizbullah, pasukan mereka telah menyerang posisi Israel di desa Manara pada Kamis dengan peluru kendali, serta menyerang empat posisi Israel lainnya di daerah perbatasan.

Hizbullah bertekad untuk ikut bertempur habis-habisan melawan Israel. Namun sumber-sumber yang dekat dengan Hizbullah menyatakan bahwa mereka sengaja melancarkan serangan di perbatasan dengan tujuan membuat sibuk pasukan Israel sehingga tidak sempat melancarkan serangan baru.

Menteri Pertahanan Israel mengatakan pada 15 Oktober lalu bahwa Israel memang tidak tertarik  melancarkan perang di front utara, dan jika Hizbullah menahan diri maka Israel juga akan menjaga situasi di sepanjang perbatasan seperti sebelumnya.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close