Korut Sangkal Senjatanya Digunakan Hamas Untuk Serang Israel
BIMATA.ID, Jakarta – Otoritas Korea Utara pada Jumat (13/10), menyangkal bahwa senjatanya digunakan oleh Hamas dalam serangan terhadap Israel, dan menuduh klaim yang muncul di beberapa media itu sebagai upaya Washington untuk mengalihkan tudingan AS sebagai penyebab konflik ke negara ketiga.
Radio Free Asia melaporkan pada pekan ini dengan mengutip ahli militer bahwa militan Hamas mungkin menggunakan senjata Korut dan mengatakan ada rekaman video petempur Palestina yang menunjukkan apa yang terlihat sebagai peluncur roket diduga berasal dari Korut.
Baca Juga : Soal Jadi Cawapres Prabowo, Gibran: Otomatis Keluar PDIP
Media milik pemerintah AS Voice of America juga mengutip ahli intelijen yang mengatakan beberapa dari senjata yang digunakan Hamas kemungkinan berasal dari Korut.
“Badan-badan pers milik Pemerintah AS dan pakar semu menyebarkan rumor palsu tak berdasar bahwa ‘senjata Korut’ sepertinya digunakan dalam penyerangan terhadap Israel,” kata KCNA, dikutip dari antaranews, Jumat (13/10/2023).
“Tudingan ini tidak benar dan merupakan usaha untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemoni AS yang salah, ke negara ketiga dan dengan demikian menghindari kritik internasional yang berfokus pada pemerintahan yang jahat,” sambungnya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada Kamis mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi laporan tentang sumber roket yang digunakan oleh Hamas.
Kirby menambahkan bahwa strategi keamanan AS di kawasan lain di dunia termasuk semenanjung Korea tidak akan terpengaruh oleh krisis Israel-Hamas.
Media Pemerintah Korut awal pekan ini menyalahkan Israel atas pertumpahan darah di Gaza.
Korut juga rutin menyalahkan AS karena mendorong semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.
Simak Juga : Jokowi Akui Sudah Lama Tak Bertemu Gibran, Meski Disebut Bakal Menjadi Cawapres Prabowo
Konflik Israel muncul sebagai sebuah “beban strategis besar” bagi Washington sebagai tambahan terhadap krisis Ukraina, kata KCNA, dan menunjukkan keterbatasan strategi AS untuk hegemoni dan tujuannya menjadi superpower global tunggal.
Konflik Israel-Palestina terbaru dimulai pada akhir pekan dengan serangan kejutan Hamas, yang paling mematikan oleh militan Palestina dalam sejarah Israel.