BIMATA.ID, Bali – Anggota Bawaslu, Herwyn Jefler H Malonda, telah mendorong para aktivis Pemuda di Bali untuk aktif dalam mengawasi seluruh proses Pemilu 2024. Baginya, peran aktif aktivis sebagai “agent of social control” sangat penting untuk memastikan kesuksesan pelaksanaan pemilu sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.
Hal ini disampaikan Herwyn dalam Dialog Politik dan Demokrasi dengan tema “Gerakan Partisipasi Pemuda Bali dalam Menyongsong Pemilu 2024” yang berlangsung di Bali pada beberapa waktu lalu.
“Kami berharap partisipasi aktif kami, para aktivis, akan memastikan bahwa suara kami tidak disalahgunakan,” kata Herwyn, dikutip dari website resmi Bawaslu RI, Senin (30/10).
Baca Juga : Prabowo Usai Undangan Makan Siang Jokowi dan Tiga Bacapres: Suasana Akrab
Herwyn menjelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dapat mencakup pengawasan terhadap daftar pemilih.
“Daftar pemilih yang akan ditetapkan oleh KPU harus diperiksa untuk memastikan tidak ada pemilih yang tidak memenuhi syarat, apakah mereka masuk dalam daftar pemilih, atau bahkan apakah ada pemilih fiktif di dalamnya,” ungkap Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Diklat.
Menurutnya, tahap kampanye pada tanggal 28 November 2023 juga merupakan tahap yang sangat penting dan harus diawasi oleh elemen pemuda. Herwyn mengatakan bahwa seringkali banyak permasalahan yang muncul selama masa kampanye yang berlangsung selama 75 hari.
Herwyn yakin bahwa melalui keterlibatan para aktivis pemuda, Pemilu 2024 dapat menjadi lebih baik dan berintegritas. Meskipun Bawaslu memiliki kewenangan untuk mengawasi, ia menegaskan bahwa peran Bawaslu saja tidak cukup. Peran rakyat sebagai pemilik kedaulatan juga sangat diperlukan.
Simak Juga : Deklarasi Tani Merdeka Blora: Prabowo-Gibran Harapan Rakyat
“Minimal, hak politik rakyat harus terlindungi, mereka harus mendapatkan data pemilih yang sah, informasi calon yang sesuai dengan aturan hukum, proses kampanye yang mendidik masyarakat, pemahaman tentang visi, misi, dan program kerja, serta pastikan bahwa selama pemungutan dan penghitungan suara, hasilnya tidak dimanipulasi,” kata alumnus Universitas Brawijaya tersebut.
Dalam konteks ini, perlu dicatat bahwa dialog publik tersebut dihadiri oleh aktivis dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan yang tergabung dalam Forum Cipayung Plus. Beberapa di antaranya termasuk KNPI, KMHDI, PERADAH, GMNI, PMII, HMI, IMM, PMKRI, dan GMKI.