Bimata

BPS : Harga Beras Naik, Bapanas Sebut Ada Bansos Pangan

BIMATA.ID, Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemerintah memiliki sejumlah program termasuk program bantuan pangan guna menekan harga beras yang cenderung naik berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Yang pertama, 640 ribu ton beras ini harus terbagi habis dalam 3 bulan. Untuk 21,3 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Ini tugas yang diberikan oleh Pak Presiden kepada Badan Pangan Nasional bersama Bulog, tidak boleh main-main,” kata Arief, dikutip dari antaranews, Senin (16/10/2023).

Baca Juga : Gerindra Kabupaten Bogor Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Dia menuturkan, Bapanas juga memiliki program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan menggelontorkan beras kualitas premium dengan harga murah melalui ritel modern dan pasar tradisional. 

Termasuk penggelontoran beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang telah mencapai 9 ribu ton.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi memerintahkan Bulog untuk menggelontorkan 200 ribu ton beras komersial melalui penggilingan padi se-Indonesia agar harga beras terjaga.

Kemudian, mengenai harga gula yang disebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar mengalami kenaikan pada minggu kedua Oktober di 338 kabupaten/kota, Arief mengatakan salah satu solusinya adalah dengan mempercepat realisasi impor gula yang baru 26 persen.

“Secepatnya saudara-saudara kita yang memegang kuota impor harus merealisasikan importasinya, termasuk BUMN di bidang pangan RNI dan PTPN,” tuturnya.

Simak Juga : Prabowo: Teruskan Strategi Jokowi, RI akan Jadi Negara yang Luar Biasa

Sementara itu, untuk menekan harga cabai rawit yang juga tercatat naik di 259 kabupaten/kota, pihaknya telah meminta ID FOOD untuk berkoordinasi dengan daerah-daerah sentra produksi yang surplus tinggi dan didistribusikan ke daerah dengan produksi yang defisit.

“Fasilitas distribusi, biayanya bisa dari Badan Pangan Nasional atau pemerintah daerah yang sudah disampaikan oleh Pak Tito (Menteri Dalam Negeri) bersama Menteri Keuangan menggunakan DTT (Dana Tak Terduga) khusus untuk pangan,” pungkasnya.

Adapun Plt Kepala BPS Amalia mengatakan pada minggu ketiga Oktober, terdapat tiga komoditas yang menjadi perhatian karena tercatat mengalami kenaikan dan menyumbang angka inflasi, yakni beras, gula pasir, dan cabai rawit.

Exit mobile version