BIMATA.ID, Jakarta – Anggota DPR RI Putra Nababan menilai pemerintah Indonesia harus mengintensifkan upaya edukasi dan promosi untuk mendorong industri memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan. Inisiatif ini sangat penting karena Indonesia termasuk salah satu negara dengan kualitas udara buruk.
Hal ini disampaikan Putra Nababan saat di dalam diskusi publik bersama aktris, dan aktivis lingkungan hidup Aurelie Moeremans melalui sesi live Instagram yang diselenggarakan DPR beberapa waktu lalu.
“Pemerintah perlu memberikan edukasi dan promosi yang ketat kepada pelaku industri untuk memotivasi mereka menggunakan sumber energi bersih seperti energi surya atau angin untuk keperluan rumah tangga dan industri. Banyak industri yang tidak terdaftar yang perlu dididik,” kata Putra, dikutip dari website resmi DPR RI, Jumat (22/09/2023).
Baca Juga : Prabowo Yakin Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia
Dalam acara “Ngobrolin DPR”, keduanya membahas buruknya kualitas udara di Jakarta yang kini menjadi perhatian.
Menurut Putra, buruknya kualitas udara di beberapa wilayah Indonesia, khususnya Jakarta, disebabkan berbagai faktor, antara lain musim kemarau yang berkepanjangan, emisi kendaraan, dan aktivitas industri yang tidak patuh. Merujuk pada upaya Jakarta menciptakan hujan buatan untuk mengurangi polusi udara, ia menilai cara tersebut belum sepenuhnya berhasil.
Dibandingkan dengan rekayasa hujan, politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini sepakat bahwa peningkatan penggunaan transportasi umum untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi, penyumbang polusi udara yang signifikan, merupakan pendekatan yang lebih efektif. “Kami mayoritas menggunakan transportasi pribadi, yang merupakan salah satu faktor negatif yang mempengaruhi kualitas udara di ibu kota. Dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Australia, mereka menggunakan transportasi umum untuk pergi ke sekolah, bekerja, dan tempat lainnya,” ujarnya. menjelaskan.
Cek Juga : Deretan Artis di Partai Besutan Prabowo: Ada Ahmad Dhani Sampai Melly Goeslaw
Putra juga menekankan perlunya ruang hijau untuk mengiringi perkembangan Jakarta sebagai bentuk perencanaan kota berkelanjutan. Tak hanya itu, ketika saya masih menjadi reporter, kawasan Semanggi ditetapkan Presiden Soekarno sebagai paru-paru Jakarta. Seharusnya kawasan Semanggi dipenuhi tanaman hijau, imbuh anggota Komisi X itu.
Lebih lanjut, dia menegaskan DPR mendukung berbagai upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan pencemaran udara. Dalam peran pengawasannya, DPR berencana membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan penanggulangan permasalahan pencemaran udara, khususnya di Jakarta. Bersama pemerintah, DPR berkomitmen menghadirkan udara bersih bagi masyarakat.
“Kami bergerak di bidang kebijakan karena fungsi DPR adalah mengawasi, membuat undang-undang, membuat peraturan, dan menyiapkan anggaran. Eksekusinya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, dan kami di sini untuk mendukung pemerintah,” tegasnya.
Dalam sesi Instagram live tersebut, Aurelie menyampaikan beberapa pertanyaan dari netizen terkait isu polusi udara. Salah satu pertanyaannya adalah mengenai terus terjadinya pembakaran sampah di perkotaan, yang berkontribusi terhadap polusi udara.
Simak Juga : Koalisi Indonesia Maju Bakal Tentukan Cawapres Prabowo Di Detik Terakhir
Menanggapi hal tersebut, Putra menjelaskan dampak buruk dari pembakaran sampah. Dia menekankan pentingnya mendidik masyarakat tentang pengelolaan sampah yang benar untuk menghilangkan kebutuhan akan pembakaran sampah.
“Betul. Mendaur ulang dan menggunakan kembali sampah adalah praktik yang sangat positif. Pemilahan sampah penting untuk mendapatkan hasil yang positif. Saya mendukung daur ulang sampah asalkan tidak melibatkan pembakaran sampah yang dapat menyebabkan pencemaran udara,” pungkas legislator asal Jakarta I itu.