Bimata

Pj Gubernur Bahtiar Minta OJK Tingkatkan Literasi Keuangan di Sulsel

BIMATA.ID, Makassar – Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menerima audiensi pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di rumah dinas gubernur Minggu (10/9/2023) malam.

Dalam pertemuan tersebut, membahas terkait literasi keuangan serta penanganan inflasi yang juga merupakan salah satu program prioritas Pj Gubernur Bahtiar.

Hadir Kepala Eksekutif Pengawas Prilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK RI Frederica Widyasari Dewi yang didampingi Kepala OJK Regional Sulampua Darwisman.

Turut hadir Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Lana Soelastianingsih.

Pertemuan ini turut dihadiri Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf yang daerahnya merupakan contoh best practice pengendalian inflasi terbaik kedua di Indonesia.

“Saya senang dan berbahagia bisa bersilaturahmi dengan pimpinan OJK dan LPS dan berdiskusi agar pemahaman kita sama,” ujar Bahtiar.

Bahtiar menyampaikan bahwa penanganan inflasi harus dilakukan secara bersama-sama. Bukan hanya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, tetapi juga stakeholder lainnya.

Termasuk OJK sebagai mitra strategis pemerintah dalam pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan, untuk lebih proaktif dan kolaboratif pada upaya terciptanya stabilitas, pertumbuhan dan penguatan industri jasa keuangan yang memberikan manfaat terjadinya gerak ekonomi yang cepat dan berkelanjutan. Serta untuk memitigasi risiko dampak inflasi terhadap sektor jasa keuangan dan ekonomi.

Bahtiar berharap, pertumbuhan terjadi merata di seluruh wilayah, bukan hanya di Kota Makassar.

“Sistem keuangan memang besar, salah satunya memang soal perbankan dan keuangan. Ini yang kita bicarakan juga supaya swasta di sini juga bisa tumbuh. Serta pertumbuhan tidak hanya terpusat di Makassar saja,” sebutnya.

Bahtiar juga mendorong peranan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk percepatan akses keuangan daerah dalam mendorong perekonomian daerah.

Karena menurut dia, untuk membangun Indonesia harus dengan lebih terbukanya akses keuangan bagi masyarakat di daerah, diharapkan dapat tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, partisipatif dan inklusif.

“Tapi yang paling mendasar adalah tingkat literasi keuangan yang justru cenderung lemah di Sulsel, walaupun tingkat inklusi keuangan Sulsel mencatatkan prestasi melebihi nasional, sehingga butuh sentuhan khusus,” pungkasnya.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Salampua menyebutkan, pada 2022, tingkat literasi keuangan Sulsel baru di angka 36,88 persen sedangkan nasional 49 persen.

Bahtiar meminta Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK dan LPS intens melakukan sosialisasi dan edukasi keuangan dan perbankan.

“Bagi saya, literasi keuangan penting. Literasi keuangan kita dapat semakin meningkat ketika empat lembaga negara ini beroperasi dengan baik di daerah ini. Jadi saya yakin literasi keuangan akan meningkat,” tegasnya.

Untuk itu, ia mendukung rencana dibukanya dan penempatan kantor perwakilan LPS yang juga dibahas pada pertemuan ini.

Pimpinan OJK Frederica Widyasari Dewi menyampaikan apresiasinya atas penerimaan dan sambutan pada pertemuan ini.

Ia menjelaskan terkait peranan OJK. Sebelum adanya OJK, pengawasan sektor keuangan terpisah-pisah. Sehingga banyak kasus kejahatan memanfaatkan celah tersebut.

“Tidak saling berdiskusi dan ini fenomena seluruh dunia, akhirnya dibentuk OJK di mana pengawasan satu atap untuk pasar modal, perbankan, asuransi dan dana pensiun. Dan InsyaAllah koperasi yang open look masuk ke kita, kripto dan lain-lain itu masuk ke OJK. Di mana tugas OJK menjadi sangat besar,” paparnya.

Ia menjelaskan, potensi keuangan di Sulsel sangat besar. Melalui program OJK, misalnya dapat membantu untuk melakukan raising fund (menghimpun dana) untuk go public melalui pasar modal.

“Itu ada tim untuk bagaimana cara mendatangkan fund masuk ke Sulsel, termasuk bisa dari luar negeri. Itu bisa membantu untuk mengakselerasi pembangunan di sini,” jelasnya.

Ia juga mendukung apa yang disampaikan Bahtiar bahwa di Sulsel harus tumbuh sumber-sumber ekonomi baru.

“Sektor keuangan bisa mendukung apapun yang diperlukan untuk pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi,” pungkasnya.

[HW]

Exit mobile version