Bimata

Pengamat: Jokowi Bisa Masuk PSI karena Enggan Rebut PDIP

BIMATA.ID, Jakarta – Muncul spekulasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menempatkan ‘batu pertama’ sebagai pondasi politik dinasti sampai rela melakukan politik dua kaki di PDIP dan PSI seusai putranya Kaesang Pangarep resmi menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (Ketum PSI) beberapa waktu lalu.

Pengamat politik, Muhammad Qodari menyebut, adanya juga spekulasi bahwa masuknya Kaesang di PSI adalah upaya Jokowi untuk mendapatkan kendaraan politik baru pasca lengser dari jabatannya sebagai RI 1 tahun 2024 mendatang.

“Mungkin saja, (karena) Pak Jokowi ini sepertinya perspektif politiknya beyond 2024 ya, bahkan sampai 2045,” kata Pengamat Politik, Muhammad Qodari yang dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Kamis (28/09/2023).

Baca juga: Deklarasi GPMP, Haris Rusly Moti: Terus Berjuang Menangkan Prabowo Presiden

Menurutnya, ini adalah bukti kesantunan Jokowi dalam berpolitik sebab tak berusaha untuk mengambil alih PDIP dari Megawati Soekarnoputri dan trah Soekarno meskipun pengaruhnya terhitung besar.

“Sebetulnya kalau Pak Jokowi nanti ke PSI, menurut saya adalah sebuah tanda kesantunan atau menahan diri yang luar biasa dari Pak Jokowi. Karena bukan tidak ada sebetulnya pihak-pihak yang ‘ngipasin’ Pak Jokowi untuk take over kepemimpinan PDIP dalam Rakernas 2020,” ungkapnya.

Selain itu, praktik semacam ini sudah banyak ditemui di partai-partai politik lain. Qodari lantas mencontohkan bagaimana Partai Golkar sempat berada di bawah kepemimpinan eks Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla.

Lihat juga: Dukung di Pemilu 2024, GPMP: Pak Prabowo Solusi Terbaik

“Itu kan bisa saja terjadi, misalnya di Golkar, Pak Jusuf Kalla terpilih menjadi Wakil Presiden kemudian mengambil alih Golkar dari Akbar Tandjung yang notabene telah berkorban luar biasa terhadap Golkar di masa-masa sulit,” tutupnya.

Exit mobile version