BIMATA.ID, Jakarta- Jelang Pemilu 2024, tensi politik di ‘kandang banteng’ Jawa Tengah mulai memanas. Kondisi tersebut dipicu sejumlah rentetetan peristiwa yang terjadi. Mulai dari peristiwa penganiayaan kader PDIP oleh oknum Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, yang terjadi baru-baru ini. Selain juga munculnya sejumlah baliho bergambar Prabowo Subianto yang bersanding dengan Gibran Rakabuming Raka di Kota Pati.
Tentu saja kehadiran kedua baliho Capres Prabowo dan Wali Kota Solo ini, tentu mengejutkan banyak pihak. Baliho berukuran raksasa bergambar Prabowo dan Gibran dengan tagline ‘Maju Bersama Lintas Generasi’ itu, terpampang di dua titik strategis di Kota Pati.
BACA JUGA: Prediksi Pilpres 2024, Demokrat: Hanya Prabowo Vs Ganjar dalam Satu Putaran
Pemasangan dilakukan di depan SMA 1 Pati atau di ruas Pantura Jalan P Sudirman. Selanjutnya terpasang di samping kiri Tugu Bumi Mina Tani di Jalan Kolonel Sunandar Kota Pati.
Munculnya baliho Prabowo dan Gibran tersebut, langsung direspon bijak oleh Dewan Pembina Relawan Prabowo Jawa Tengah, Bibit Waluyo. Ia meminta kepada masyarakat dan relawan, untuk menjaga kondisi politik tetap sejuk.
Himbauan itu diungkapkan Bibit waluyo, saat hadir di sela-sela peresmian posko pemenangan Prabowo di Pati, Minggu (10/9/2023). Posko pemenangan Prabowo Subianto Presiden RI 2024-2029, berada di Jalan Pangeran Diponegoro No.34 Kecamatan Pati Kota.
BACA JUGA: Prabowo: Kalah Memang Tak Enak, Tapi Hidup Saya untuk Bangsa dan Negara
“Pesta demokrasi adalah mencari pemimpin yang terbaik dari yang terbaik. Saya mengajak saling menghargai dan menghormati. Jangan memancing-mancing situasi, sehingga nanti situasinya tidak baik. Pesta demokrasi ini adalah pestanya rakyat, untuk rakyat, dari kita untuk kita,” pinta mantan Gubernur Jateng periode 2008-2013 itu.
Bibit Waluyo mengaku tidak tahu siap yang memasang baliho Prabowo dan Gibran. Ia juga meminta kepada relawan Prabowo di Jawa Tengah khususnya di Pati, agar tidak memasang baliho bergambar Gibran.
“Saya berharap saudara-saudaraku tahan dulu. Jangan membuat suasana yang sudah damai, suasana yang sudah sejuk, rukun, jangan dipancing-pancing sesuatu yang di luar aturan dan norma kaidah hukum. Nanti ada saatnya, kalau sudah saatnya bikin sebanyaknya, sebesar-besarnya tidak masalah,” ujar Bibit.
BACA JUGA: Prabowo: Kalah Memang Tak Enak, Tapi Hidup Saya untuk Bangsa dan Negara
Ia menambahkan, pesta demokrasi adalah mencari pemimpin yang terbaik dari yang terbaik. Karena itu, ia mengajak untuk saling menghargai dan menghormati.