BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi AS pada Minggu (24/9) bahwa upaya normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara Arab Teluk termasuk termasuk Arab Saudi, yang disponsori Amerika Serikat, “tidak akan berhasil”.
Dalam wawancara dengan CNN, Raisi mengatakan Iran tidak menyatakan tak menginginkan ada pengawas nuklir dari lembaga pengawasan nuklir PBB berada di negaranya.
Baca Juga : Giliran Pedagang Pasar Deklarasi Dukung Prabowo Subianto
Sebaliknya, kata Raisi, Iran tak mempermasalahkan inspeksi oleh para pengawas nuklir PBB terhadap situs-situs nuklirnya, beberapa hari setelah Teheran melarang beberapa inspektur yang ditugaskan di negara tersebut.
Israel membuka hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko menyusul inisiatif diplomatik yang diprakarsai AS pada 2020 dalam mendorong normalisasi hubungan Israel dan Arab.
Menjalin hubungan dengan Arab Saudi yang menjadi tempat beberapa situs suci umat Islam, akan menjadi hadiah utama bagi Israel dan mengubah geopolitik Timur Tengah.
Mengomentari program nuklir Iran, Raisi berkata
“Kami sudah berulang kali mengumumkan bahwa penggunaan senjata nuklir, penggunaan senjata pemusnah massal secara umum, tidak diperbolehkan. Mengapa? Karena kami tidak mempercayainya, dan kami juga tidak memerlukannya.” katanya, dikutip dari antaranews, Senin (25/09/2023).
“Republik Islam Iran tidak mengatakan kami tidak ingin ada inspektur berada di sini,” pungkasnya.
Simak Juga : Prabowo Yakin Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia