BIMATA.ID, PATI – Harga bawang merah dipasaran kini telah mengalami penurunan yang cukup drastis.
Diketahui, penurunan harga komoditas ini membuat para petani bawang di Kabupaten Pati menangis.
Salah satu petani bawang merah asal Desa Ngurenrejo, Karyanto menyebut, bahwa harga barang merah ditingkat petani hanya sebesar Rp 10.000 Rupiah saja.
Baca juga: Bahlil: Prabowo Paling Sering Bicara Soal Hilirisasi Dibanding Capres Lain
“Kondisi bawang merah saat ini kurang bagus bagi petani. Karena harga dari petani hanya Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu. Harusnya harganya Rp 20 ribu,” ujar Karyanto, Minggu (10/09//2023).
Menurutnya, biaya produksi yang telah Ia keluarkan tak sebanding dengan nilai jualnya, sehingga dirinya merasa rugi dengan adanya penurunan ini.
“Biasanya dapat 1,2 ton untuk luas lahan 1 kotak (1.200 meter). Kalau biaya yang dikeluarkan, beli bibit Rp 30 juta, dapat 5 kwintal. Itu mendapatkan uang Rp 50 juta. Belum lagi biaya operasionalnya. Itu waktu di harga Rp 13 ribu. Sekarang harganya hanya Rp 10 ribu,” katanya.
Lihat juga: Survei Polling Institute: Prabowo Unggul di Gen Z dan Milenial, Ganjar Cenderung di Orang Tua
Maka dari itu, Karyanto meminta kepada pihak terkait untuk segera mengambil langkah untuk memikirkan nasib para petani bawang merah. Serta, Ia juga mengharapkan harga komoditas ini dapat kembali normal seperti semula.
“Mudah-mudahan di tahun yang akan datang diperbaiki supaya petani semangat lagi,” ungkapnya.
Sekedar informasi, Penurunan harga bawang merah di tingkat petani ini disebutnya sudah berlangsung sejak beberapa terakhir. Sehingga, kondisi tersebut sangat berdampak terhadap petani maupun untuk para pengepul.
Simak juga: Survei Polling Institute: Prabowo Unggul di Jabar, Jatim, Sumatra sampai Papua