BIMATA.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golongan Karya (Golkar), Ahmad Doli Kurnia, menepis tudingan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto yang menyebut Prabowo Subianto menerapkan devide et impera atau berpolitik adu domba.
Hal itu menyusul, Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko yang telah memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) di 2024 mendatang.
“Enggak lah. saya kira. Sekarang siapa yang diadu domba? Kan apa fakta yang bisa menunjukkan sekarang terjadi adu domba politik, dan siapa yang diadu gitu,” kata Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia kepada wartawan dikutip Selasa, (22/08/2023).
Baca juga: Pengamat: Lawan Politik Ubah Haluan, Prabowo Makin Kuat Jelang Pilpres 2024
Menurutnya, menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024, tensi politik kian memanas, serta Doli mengingatkan untuk para elite partai politik (parpol) agar berhati – hati dalam berbicara.
“Tinggal 5 bulan lagi menjelang pemilu, mungkin kita harus hati-hati memberikan pernyataan apalagi harus didukung dengan fakta-fakta,” ungkapnya.
Kemudian, sambungnya, Doli juga mengingatkan agar dapat menghindari setiap pernyataan yang berujung konflik, demi menjaga kondusifitas pemilu 2024.
Lihat juga: Upaya Menhan Prabowo Terus Memodernisasi dan Meningkatkan Sistem Pertahanan RI
“Kita berusaha menghindari adanya ya konflik ya, kemudian kampanye hitam gitu terhadap salah satu kandidat atau juga partai-partai politik yang menjadi kontestan dalam pemilu. Karena kita punya pengalaman kan 2019, itu kurang baik, terjadinya keterbelahan. Saya kira kita semua elite politik pimpinan parpol punya tanggung jawab untuk menjaga kondusifitas,” pungkasnya.