BIMATA.ID,Sulsel– Hampir semua ketua parpol di Sulsel turun gunung bertarung di Pileg 2024. Para pimpinan parpol ini mayoritas bersaing untuk bisa meraih kursi di Senayan.
Ketua parpol yang berstatus incumbet seperti Andi Iwan Darmawan Aras (Gerindra), Rusdi Masse (Nasdem), Ridwan Andi Wittiri (PDIP), dan Ashabul Kahfi (PAN) dipastikan kembali jadi andalan partai mereka.
BACA JUGA: Prabowo Temui Menhan AS, Sepakat Perkuat Kerja Sama di Tengah Berbagai Isu Strategis
Sementara ketua parpol lainnya yang maju sebagai penantang antara lain Taufan Pawe (Golkar), Ni’matullah (Demokrat), Imam Fauzan (PPP), Amri Arsyad (PKS), Syamsari Kitta (Gelora), Amsal Sampetondok (Hanura), dan Badaruddin Puang Sabang (PBB) akan jadi pendatang baru di perebutan kursi DPR RI.
Sementara Ashar Arsyad (PKB), Sanusi Ramadhan (Perindo), Abdul Hakim (Partai Ummat) lebih realistis dan memilih mengincar kursi di DPRD Provinsi Sulsel.
Kaitan dengan ketatnya persaingan para ketua parpol yang maju di Pileg 2024, Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia, Ras Md menyebutkan, atmosfir politik di Pileg 2024 mendatang tergolong cukup seru. Pasalnya banyak ketua partai ambil bagian dalam kompetisi Pileg DPR RI yang tersebar di tiga dapil DPR RI Sulsel.
BACA JUGA: Momen Prabowo Bertandang ke Pentagon AS, Disambut Langsung Menhan Austin
Contoh, didapil Sulsel satu. Beberapa ketua partai memutuskan maju sebagai caleg DPR RI baik posisi sebagai petahana maupun pendatang baru.
“Diklaster petahana, sang ketua PDI Perjuangan, Ridwan Andi Wittiri. Ketua PAN Ashabul Kahfi. Sedangkan diklaster pendatang baru ada Imam Fauzan Ketua PPP Sulsel, dan juga Syamsari Kitta,” ujarnya.
Lanjut dia, di dapil Sulsel II, Diklaster petahana hanya Andi Dermawan Aras Ketua Gerindra Sulsel. Sedangkan diklaster pendatang baru, Mulai ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe. Ketua Demokrat Sulsel, Ni’matullah dan beberapa Ketua partai lainnya.
Di Sulsel III. Hanya ada satu juga ketua partai diklaster petahana. Adalah Rusdi Masse, ketua Nasdem Sulsel. Sedangkan di klaster pendatang baru, ada ketua Hanura Amsal Sampetondok.
BACA JUGA: Temui Lloyd James, Prabowo Apresiasi Kesempatan Taruna Pendidikan di Akmil AS
Dari sejumlah nama ketua partai yang memutuskan maju baik itu status sebagai petahana maupun pendatang baru, tentu berharap bisa memenangkan pertarungan Pileg didapil mereka masing-masing.
“Namun, harapan kemenangan sang ketua parpol, tentu tidak akan berjalan mulus. Artinya tidak semua figur caleg DPR RI dengan status sebagai ketua parpol dengan mudah memenangkan pertarungan,” tuturnya.
Ia menganalisa di tiap dapil DPR RI, Potensi ketua partai dengan status sebagai petahana lebih berpeluang dibanding pata ketua parpol dengan status sebagai pendatang baru. Seperti Ketua PDI Perjuangan Ridwan Andi Wittiri, peluang terpilih kembali masih terbuka.
Begitu juga Ketua Gerindra Sulsel, Andi Dermawan Aras, peluang terpilih kembali masih sangat besar. Tak terkecuali ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse, peluang keterpilihannya kembali sebagai anggota DPR RI Sulsel tiga masih sangat besar.
BACA JUGA: Head to Head Survei PWS: Prabowo 58,4% Unggul Jauh dari Anies 36,5%
“Lain halnya Ashabul Kahfi, ketua partai PAN Sulsel dengan status sebagai petahana, posisi sagat rawan. Kondisi caleg PAN Sulsel satu tergolong cukup sengit ketimbang kondisi internal para ketua parpol lainnya sebagi petahana,” jelasnya.
Sedangkan para ketua parpol dengan status sebagai pendatang baru, analisa saya, mereka tidak seberuntung dengan ketua parpol berstatus sebagai petahana. Contoh, ketua golkar sulsel, bapak taufan pawe.
Beliau mesti berhadapan dengan figur-figur raksasa diinternalnya sendiri. Seperti Andi Rio Padjalangi, Nurdin Halid, Andi Fahsar Padjalangi dan juga Supriansa.
“Sehingga saya menyimpulkan, peluang ketua parpol dengan status sebagai petahana jauh lebih berpeluang terpilih ketimbang ketua parpol dengan status sebagai pendatang baru,” tukasnya.
BACA JUGA: Head to Head Survei PWS: Prabowo 58,4% Unggul Jauh dari Anies 36,5%
Sedangkan, Pengamat Politik Muhammad Asratillah menilai bahwa salah satu nilai lebih yang dimiliki oleh ketua parpol adalah, kemampuannya dalam mengendalikan infrastruktur partai hingga ke tingkat paling bawah.
Sehingga ketua parpol yang menjadi caleg secara otomatis akan memiliki kemampuan untuk memobilisasi kepengurusan di bawahnya untuk mendulang dukungan elektoral.
“Sedangkan caleg lain yang se-dapil dengan ketua parpol mesti menggarap jejaring elektoral lain selain kepengurusan partai,” katanya.
Namun, efektif tidaknya ketua parpol dalam menggunakan struktur pertai juga dipengaruhi beberapa hal. Pertama, wibawa dan model kepemimpinan ketua parpol bersangkutan, semakin bagus citra wibawa ketua parpol di mata pengurus lain, semakin mampu dia memanfaatkan struktur partai.
BACA JUGA: Elektabilitas Prabowo Tak Goyah, PWS Ungkap Data Terbaru Jelang Pemilu 2024
Kedua, semakin lengkap dan mengakar kepengurusan partai, maka semakin efektif dalam mendulang suara. Ini juga tentu akan membuat citra ketua parpol tersosialisasi dengan baik di tingkat grass root.
“Ketiga, sejauh mana keoengurusan partai rerkonsolidasi. Semakin aktif dan kompak kepengurusan partai, maka semakin mudah menjangkau kantong-kantong elektoral di masyarakat,” tutup dia.