BIMATA.ID JAKARTA Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa didapuk memberikan kuliah umum kebangsaan di Universitas Indonesia, Jakarta. Andika menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam memajukan Indonesia.
Menurut Andika nasib bangsa dan negara tidak hanya ditentukan oleh pemerintah, tetapi oleh anak muda yang saat ini masih mengenyam pendidikan dan merintis kariernya baik di dalam maupun luar negeri.
“Masa depan kita, masa depan Indonesia justru lebih besar bukan di tangan pemerintah, tetapi di tangan generasi muda,” jelas Andika Perkasa, Mantan Panglima TNI dalam kuliah umumnya di Kampus Universitas Indonesia, Jakarta, selasa (8/8/2023)
Andika meyakini itu karena generasi muda Indonesia terutama yang lahir pada periode 2000-an memiliki kemampuan dan keleluasaan yang lebih besar daripada generasi sebelumnya terutama untuk akses terhadap teknologi dan informasi.
“Mereka ini generasi yang sangat knowledgeable — bahasa saya, generasi yang sangat berpengetahuan,” kata Andika.
Andika mencontohkan, dia sempat mengalami masa berita dan informasi hanya dapat diperoleh dari koran dan televisi, sementara untuk menghubungi seseorang melalui sambungan telepon pun butuh perangkat yang ketersediaannya terbatas.
“Koran hanya beberapa, (saluran) TV waktu itu cuma TVRI saja,” kata dia.
Tidak hanya itu, Andika meyakini generasi muda saat ini punya pemikiran yang lebih terbuka (open-minded) sehingga mereka dapat menyerap lebih banyak pengetahuan dan informasi.
“Mereka tidak dibatasi oleh apa yang dilihat secara nyata oleh matanya, tetapi juga yang dilihat secara virtual seluruh dunia,” kata Andika.
Andika juga menilai generasi muda punya karakter yang lebih kreatif karena hidup dengan berbagai kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi.
“Betul, pemerintah punya tanggung jawab menyediakan lapangan kerja, di tingkat pemerintah ya, dan itu juga cara mengukur keberhasilan dalam sebuah pemerintahan, tetapi kalau semua warga negara kreatif, saya mau bikin sesuatu, maka kesempatan itu ada,” jelas Andika Perkasa saat memberikan kuliah umum di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.
(W2)