BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin menyoroti atas perbedaan dan penyimpangan yang kerap salah kaprah di masyarakat.
Dia menyinggung mengenai kasus perempuan menjadi imam shalat yang dinilai sebagai penyimpangan.
“Nah ini ini yang kadang-kadang ada orang ‘oh ini perbedaan’, itu bukan perbedaan itu penyimpangan. Jadi kalau perbedaan harus ditoleransi, penyimpangan tidak,” kata Ma’ruf, dikutip dari detiknews, Kamis (27/07/2023).
Baca Juga : Prabowo Ungkap Kesan Selama Jadi Menhan: Saya Bangga Bisa Berbuat untuk Bangsa Indonesia
Ma’ruf lantas menegaskan, semisal ada kasus perempuan menjadi imam salat tak sesuai dengan kaidah.
Dia meminta MUI tegas menindaklanjuti hal tersebut di masyarakat.
“Misalnya perempuan jadi imam, itu bukan perbedaan, itu penyimpangan namanya itu. Itu saya kira itu jelas, makannya majelis ulama harus mendudukkan secara proporsional,” ujarnya.
Maruf menyinggung majelis ulama yang sudah semestinya memberi pegangan yang benar kepada umat jika ada suatu kasus yang salah arah dan menyinggung fungsi majelis ulama sebagai penunjuk arah.
“Ini majelis ulama konsisten dari dulu begitu, mudah-mudahan sampai sekarang begitu, saya ini mantan Ketua Komisi Fatwa saya,” pungkasnya.