BIMATA.ID, SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus kembangkan desa mandiri energi. Dalam upaya agar desa mandiri energi dapat menjadi pintu transisi dari energi fosil ke sumber energi yang ramah lingkungan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas ESDM Jateng, Boedya Dharmawan, mengatakan bahwa program ini telah digagas sejak tahu 2016. Sehingga, dapat menghasilkan sebanyak 2.369 desa mandiri energi di yang tersebar di Jateng.
“Program desa mandiri energi sudah kami rintis lama, dimulai dari tahun 2016. Sampai saat ini ada 2.369 desa mandiri energi, itu data per April 2023,” kata Plt Kepala Dinas ESDM Jateng, Boedya Dharmawan pada saat ditemui di kantor Dinas ESDM Jateng, Senin (10/07/2023).
Baca juga: Gerindra Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dan Cak Imin
Menurutnya, desa mandiri energi tersebut dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan pemanfaatan, pengelolaan, dan pendanaannya.
Sambungnya, desa mandiri energi memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki oleh suatu daerah. Dalam memenuhi kebutuhan hidup, masyarakatnya mulai melakukan transisi dari energi fosil menuju penggunaan energi terbarukan.
“Kita komitmen ke arah sana, perubahan energi fosil menuju energi terbarukan. Desa mandiri energi juga dalam rangka mewujudkan kedaulatan energi, jadi lebih mengandalkan potensi lokal. Kita sadari betul bahwa potensi lokal harus digali, diidentifikasi, dan dikembangkan,” ungkapnya.
Lihat juga: Soal Cawapres, Prabowo: Harus Tenang dan Tidak Boleh Gegabah
Selain itu, sejumlah jenis energi terbarukan yang dimanfaatkan masyarakat di desa mandiri energi. Meliputi pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, sampah, serta pemanfaatan energi non-listrik seperti biodiesel, biogas, biomassa, dan gas rawa (biogenic shallow gas).
Untuk diketahui, transisi energi fosil menuju energi terbarukan merupakan salah satu kesepakatan global dalam G-20. Oleh karena itu, ESDM Jateng mendorong masyarakat menggunakan energi terbarukan.