BIMATA.ID, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda menilai pernyataan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang meminta Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak ke mana – mana merupakan respons balasan.
Menurutnya, awalnya sinyal itu diucapkan Cak Imin pada saat dalam acara harlah PKB ke-25 di Solo.
Diketahui, dalam pernyataan itu, Cak Imin terlebih dahulu mengingatkan Prabowo soal usia koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang hampir berjalan satu tahun.
Baca juga: Di Milad ke-25 PBB, Prabowo Bertekad untuk Bekerja Demi Kerukunan
“Saat itu Cak Imin bilang, ‘Sudah 11 bulan (usia KKIR) Pak Prabowo, hanya takdir yang menentukan’. Nah, tadi dibalas sama Pak Prabowo, ‘Gus jangan kemana-mana” ujar Wasekjen PKB, Syaiful Huda dalam keterangannya, Senin (31/07/2023).
Selain itu, pada saat ditanya soal persoalan tersebut adalah suatu sinyal yang memberi kepastian Prabowo kepada Cak Imin, Huda tak menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. Justru, Ia menilai kedua tokoh tersebut merupakan pasangan realistis yang saling membutuhkan guna memenangkan dalam Pilih Presiden (Pilpres) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
“Realitas politiknya nama dua sosok ini saling membutuhkan. Pak Prabowo dua kali pilpres kalah karena Cak Imin belum pernah bareng. Selain itu, Pak Prabowo dalam berbagai hitungan dan kalkulasi politik butuh insentif elektoral yang tinggi di Jawa Timur Jawa Tengah,” ujarnya.
Lihat juga: Prabowo Jajal Parfum Produksi Lokal, Bahas Perbaikan Ekonomi RI
Sambungnya, Ia mengklaim Cak Imin merupakan satu – satunya bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) realistis yang dapat meraup suara di Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim) saat Pilpres 2024. Serta, Huda juga menilai pasangan Prabowo – Cak Imin mewakilkan dwi tunggal.
“Satu-satunya tokoh calon cawapres dari Jawa Timur itu Cak Imin, sekaligus untuk Jawa Tengah. Karena kursi suara PKB mayoritas di Jawa Timur dan setengahnya di Jawa Tengah. Dua sosok ini sebagai dwi tunggal, Cak Imin juga pilihan realistis bagi Prabowo,” ungkapnya.
Selain itu, Cak Imin memilih sosok Prabowo secara objektif di Pilpres 2024 dibandingkan dua tokoh lainnya, seperti Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, dan eks mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Menurutnya, hal itu terjadi karena Cak Imin membutuhkan Prabowo juga.
Simak juga: Prabowo: Saya Merasa Nyaman di Tengah PBB dan PKB
“Kalau dari berbagai poros yang ada, misalnya Ganjar maupun Anis, Cak Imin lebih memilih secara objektif Pak Prabowo karena sama-sama membutuhkan. Keduanya juga aktif dan sama-sama menyampaikan suara di internal partai,” ucapnya.
Meski seperti itu, dia mengaku dorongan, dan dukungan untuk mendeklarasikan Cak Imin sebagai Cawapres Prabowo sangat besar, khususnya dari kalangan Dewan Syuro, Kyai, dan santri-santri. Sebab, kata dia, pendaftaran capres dan cawapres hanya tersisa 2 setengah bulan lagi.
“Ya mereka meminta cepatnya deklarasi itu. Tapi sebetulnya tidak perlu terburu-buru. PDIP yang punya golden ticket saja belum deklarasikan cawapres. Masih cukup waktu untuk saling intip antar poros,” katanya.
Selengkapnya: Prabowo dan Ganjar Terlihat Akrab di Festival Belajaraya 2023, Pengamat: Cerminkan Kualitas Pemimpin Masa Depan
Sekedar informasi, sebelumnya, Prabowo juga melempar guyonan dalam pidatonya usai resmi dideklarasikan sebagai bakal capres Partai Bulan Bintang (PBB), Minggu (30/07/2023).
Untuk diketahui, pada kesempatan itu, Prabowo meminta agar Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak meninggalkan dirinya. Prabowo mengaku telah nyaman dengan Cak Imin sebagai rekan koalisinya.