Bimata

Menhan Prabowo Hadiri Rakernas Apdesi di Jambi

BIMATA.ID, Jambi –Prabowo Subianto, bakal calon Presiden RI, sempat mencurahkan isi hatinya soal pengalaman bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) saat pembukaan rapat nasional Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) di gedung Universitas Jambi, Muaro Jambi, Rabu (26/7).
Ia bercerita tentang kekalahannya oleh Joko Widodo dalam pemilihan presiden sebanyak dua kali.

“Saya pernah jadi rivalnya Pak Jokowi. Selama 10 tahun menjadi rival, saya dikalahkan beliau. Kalian kira enak dikalahkan?” katanya di hadapan pada kepala desa.

BACA JUGA: Head to Head Survei LSN: Prabowo Unggul 52,8% vs Ganjar 38,2%

Prabowo menyampaikan menjelang pemilu lalu, terjadi pola yang tidak sehat. Ketika terdapat calon pemimpin yang baik, masyarakat condong menjelekkannya.

“Kalau ada pemimpin kita yang baik malah kita condong cari-cari kesalahannya, saudara-saudara sekalian,” ungkap Menteri Pertahanan itu.

BACA JUGA: Tidak Terpengaruh Pencitraan, Prabowo Subianto Jadi Capres Pilihan Gen-Z

Ia pun mengakui bahwa Joko Widodo (Jokowi) telah menjadi presiden yang baik dan berjiwa besar. Bahkan, Jokowi mengajak Prabowo berkontribusi untuk bangsa sebagai Menteri Pertahanan.

“Beliau langsung mengajak saya bergabung,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Prabowo mengajak masyarakat untuk tidak terpecah belah, tetapi terus bersatu untuk membangun bangsa.

“Kita harus bertekad menjaga kerukunan, kesejukan, perdamaian bangsa. Kita harus bertekad kerjasama dengan seluruh elemen. Jangan cari pembeda jangan cari pertengkaran. Ini sederhana tapi masih sulit dilaksanakan,” tuturnya.

Ia pun mengapresiasi APDESI yang telah mengundang ketiga bakal calon presiden sebagai wujud persatuan.

BACA JUGA: Survei LSN: Prabowo Dominasi Kompetitornya, Raup 40,5% Ungguli Ganjar dan Anies

“Kita statusnya calon presiden saja belum. Tetapi APDESI berani mengundang ketiga-tiganya,” katanya.

Tidak hanya itu, Prabowo mengatakan Indonesia miliki kekayaan yang luar biasa, termasuk dalam sektor perkebunan, pertanian, dan pertambangan. Bahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan transisi energi.

“Harus waspada energi tidak boleh tergantung BBM dari luar. Kita akan swasembada energi pangan dan mengolah kekayaan di dalam negeri supaya masyarakat dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk generasi yang akan datang,” ujarnya.

BACA JUGA: Survei LSN: Prabowo Dominasi Kompetitornya, Raup 40,5% Ungguli Ganjar dan Anies

 

Exit mobile version