BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta sinergi jaminan produk halal (JPH) antara Indonesia dan Jepang dipercepat.
Yaqut mengatakan, dengan percepatan itu dapat membawa keuntungan bagi kedua negara.
“Kerja sama Indonesia dan Jepang khususnya dalam bidang Jaminan Produk Halal (JPH) yang saat ini sedang berproses harus dipercepat sehingga dapat segera membawa keuntungan dan kebermanfaatan bagi kedua negara,” kata Yaqut, dikutip dari detiknews,Rabu (12/07/2023).
Baca Juga : Gerindra Harapkan Golkar Dukung Prabowo Sebagai Capres
Hal ini disampaikan oleh Yaqut saat bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang pada Selasa (11/7),kemarin.
Ia menjelaskan, kebutuhan produk halal di pasar Jepang didominasi oleh produk makanan dan minuman pada tahun 2020, nilai perdagangan produk makanan dan minuman halal Indonesia ke Jepang mencapai Rp 20 miliar.
Menurutnya, percepatan ini harus dilakukan karena dapat menjadi peluang meningkatkan ekspor produk halal Indonesia ke Jepang, percepatan sinergi produk halal juga disebutnya searah dengan cita-cita Indonesia untuk menjadi produsen produk halal dunia pada 2024 mendatang.
“Upaya ini sejalan dengan cita-cita Indonesia sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Presiden dan Wakil Presiden, bahwa Indonesia akan menjadi produsen produk halal terbesar di dunia pada 2024 mendatang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam kunjungan kerja ini Yaqut turut didampingi Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Muhammad Aqil Irham.
Aqil menerangkan saat ini terdapat empat Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN) dari Jepang yang telah mengajukan permohonan kerjasama Jaminan Produk Halal dengan pemerintah Indonesia melalui BPJPH.
Simak Juga : Andre Rosiade: Banyak Pemilih Jokowi Kini Mendukung Prabowo
Keempat LHLN tersebut antara lain Japan Islamic Trust (JIT), Japan Muslim Association (JMA), Muslim Profesional Japan Association, dan Japan Halal Association (NPO).
