Bimata

Lodewijk : Kerusuhan di Prancis Harus Menjadi Pelajaran untuk Tetap Menjaga Kebhinekaan

BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus menyoroti tragedi kerusuhan yang terjadi di Prancis. Kerusuhan besar-besaran terjadi di Prancis usai kematian seorang remaja laki-laki usia 17 tahun pada Selasa (27/06/2023) kemarin. Dia menegaskan agar tragedi tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia terutama aparat keamanan.

Diketahui sebelumnya, setelah penembakan maut remaja bernama Nahel M itu terjadi kerusuhan selama empat malam berturut-turut. Bahkan unit-unit polisi dan pasukan keamanan lainnya menyebar ke seluruh negeri untuk memadamkan kerusuhan.

Pimpinan DPR Bidang Koordinator Politik dan Keamanan (Korpolkam) ini menegaskan bahwa kejadian tersebut dapat menjadi pembelajaran agar kebhinekaan Indonesia harus dijaga, kerukunan antar lapisan masyarakat jangan sampai dirusak.

Baca Juga : Pengamat: Diamnya Jokowi Untungkan Prabowo, Rugikan Ganjar Pranowo

“Ini pembelajaran untuk kita, terutama aparat keamanan bagaimana menangani masalah-masalah sosial di lingkungan masyarakat. Nah kejadian di Prancis, ada anak muda melanggar (lalu lintas) dan ditembak, ada nuansa rasialisme di situ. Ini harus menjadi pelajaran untuk menjaga kebhinekaan kita,” kata Lodewijk melalui keterangannya Jakarta, Rabu (05/07/2023).

Kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Prancis, dia turut mengimbau agar bisa menjaga diri, membaca situasi, dan selalu berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Prancis.

“Saya sebagai Pimpinan DPR mengimbau agar bisa membaca situasi dan membatasi keluar, dan tentunya rajin berkomunikasi dengan kedutaan dan konsulat yang ada di sana, apa yang harus mereka lakukan,” tuturnya.

Simak Juga : ProJo Sumbar Deklarasi Dukung Prabowo Capres 2024

Politisi Fraksi Partai Golkar ini pun menghimbau, bagi WNI di sana agar jangan sampai terlibat, dan mewaspadai euforia kerusuhan di sana. Lodewijk juga mengimbau WNI agar mengikuti arahan dari kedutaan dan konsulat setempat.

“Pada giliranya mereka harus mengevakuasi diri, laksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditentukan oleh Kedutaan Republik Indonesia yang ada di Paris termasuk konsulat yang ada di tempat,” terangnya.

Buntut dari kerusuhan tersebut massa melakukan penjarahan di beberapa wilayah Prancis. Sebanyak 4.500 personel polisi belum bisa meredam amarah massa. Dilaporkan sebanyak 2.500 bangunan terbakar dan terjadi penjarahan.

“Intinya kita menjaga itu jangan terlibat. Jangan pengen nonton atau meramaikan situasi yang dampaknya merugikan diri dia sendiri,” jelas Lodewijk.

Exit mobile version