BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mengenang panasnya suhu politik di Pilpres 2019 lalu. Perpecahan di tengah masyarakat dan elite politik menguat. Bahkan, sebutan cebong-kampret merajalela.
Namun, perpecahan itu, ujarnya, akhirnya mereda setelah Prabowo Subianto memilih masuk dalam kabinet Joko Widodo (Jokowi) yang dulu merupakan lawan politiknya.
BACA JUGA: Dukung Prabowo di Pemilu 2024, Partai Bulan Bintang: Lanjutkan Program Jokowi
“Semua mengikuti dan mengalami, di acara TV saja, acara belum mulai kita sudan berantem. Padahal, setelah kita cek, visi misi Pak Jokowi dan Pak Prabowo redaksinya beda dikit. Dalam konteks gagasan secara garis besar, dua tokoh ini sama,” ujarnya dalam program Your Money Your Vote, dikutip dari YouTube CNBC Indonesia, Jumat (28/7/2023).
Alhasil, sebut Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu, rekonsiliasi antara Prabowo-Jokowi berhasil membuat Indonesia sukses menghadapi pandemi Covid-19. Itu menjadi pelajaran besar untuk bangsa ini.
“Dengan bergabungnya Pak Prabowo, kita bisa melewati pandemi yang mahadahsyat. Saya mohon maaf, di beberapa negara belum selesai urusan pandeminya ketika kita sudah bebas nggak pakai masker. Komunikasi yang baik, situasi politik yang bagus saat itu, membuat pemerintahan yang kuat,” tegasnya.
BACA JUGA: Tingginya Elektabilitas Prabowo di Jatim, Sugiono: Jangan Puas dengan Hasil Survei
Karena itu, Prabowo kini sibuk menyampaikan ke semua pihak pentingnya adu gagasan, bukan lagi menonjolkan perbedaan yang membuat perpecahan.
“Pak Prabowo ke mana-mana bicara gagasan. Saya pikir itulah yang harus dilakukan elite: kita tawarkan gagasan dan kita tunjukkan kekompakan. Berkali-kali Pak Prabowo katakan: Indonesia punya peluang untuk menjadi salah satu negara paling maju di dunia, asalkan elitenya kompak!” pungkasnya.
BACA JUGA: Jokowi Dekat Dengan Prabowo, PDIP: Presiden-Menteri Harus Lengket