BIMATA.ID, Jakarta – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo mengatakan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah mencabut fasilitas Kartu Jakarta Plus (KJP) dua siswa karena terbukti terlibat tawuran di Johar Baru, Jakarta Pusat.
“Orang tua sudah mengakui anaknya terlibat tawuran. Maka sesuai peraturan dan juga ditegaskan oleh pimpinan maka KJP Plus terpaksa kita cabut, kita batalkan,” kata Purwosusilo, dikutip dari antaranews, Jumat (28/07/2023).
Baca Juga : Prabowo Subianto Lebih Kedepankan Kepentingan Rakyat Ketimbang Parpol
Purwosusilo menerangkan, sebenarnya ada enam siswa yang ditangkap karena tawuran pada 12 Maret 2023 dan 16 Juli 2023, tetapi, empat orang di antaranya tidak terbukti ikut tawuran.
Hanya dua siswa yang KJP Plus dinonaktifkan karena terbukti terlibat langsung aksi tawuran, dua siswa itu berasal dari sekolah di wilayah Jakarta Pusat.
“Kita langsung panggil pihak orang tua, siswa, dan sekolah. Orang tua kedua siswa mengakui anaknya ikut tawuran. Maka kita jatuhkan sanksi pencabutan KJP Plus,” ujarnya.
Menurutnya, sejak kebijakan pencabutan KJP Plus bagi siswa yang ketahuan tawuran dicabut sejauh ini aksi tawuran di Jakarta sudah jauh berkurang.
Bahkan untuk mencegah tawuran bekerja sama dengan sekolah senantiasa melakukan pengetatan pengawasan terhadap aktivitas siswa.
“Sepanjang 2023, kita sudah komitmen untuk melakukan pengetatan pengawasan,” ucapnya.
Ketika terjadi tawuran, kata Purwosusilo, pihaknya langsung mengecek kebenarannya, apakah ada keterlibatan anak sekolah pada peristiwa itu. Jika bukan anak sekolah, maka kewenangan berada di Kepolisian untuk melakukan penindakan.
Sebelumnya diberitakan, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan ada dua kasus pencabutan bantuan sosial Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk pelajar karena terlibat tawuran.
Simak Juga : 10 Tahun Jadi Rival Politik, Prabowo Puji Kinerja Presiden Jokowi
Heru mengimbau kepada seluruh siswa di DKI Jakarta untuk tidak melakukan tawuran. Seluruh kepala sekolah dan guru juga memiliki peran penting untuk mengawasi peserta didiknya, sekaligus mengarahkan mereka agar bisa belajar dengan tekun.
Heru juga berharap pelajar di Jakarta lebih mementingkan masa depannya dibandingkan melakukan hal-hal yang membuang-buang waktu.