Bimata

Bawaslu Ajak Peserta KKN Nusantara Deklarasi Pemilu Damai Berintegritas

BIMATA.ID, Parepare – Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Lolly Suhenty menjadi narasumber di kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama dengan tema “Harmoni dalam Keberagaman” yang diikuti oleh ratusan peserta dari 52 perguruan tinggi keagamaan negeri. kegiatan ini digelar di auditorium IAIN Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dalam pembukaan kegiatan acara tersebut Lolly menyampaikan, bahwa mahasiswa punya peran tanggung jawab besar mengawasi proses pemilu 2024. “Slogan bersama rakyat awasi pemilu bermakna bahwa masyarakat yang di dalamnya tentu juga mahasiswa punya peran tanggung jawab besar dalam mengawasi pesta demokrasi,” ujar Lolly Suhenty, dikutip dari website resmi Bawaslu, Kamis (13/07/2023).

Baca Juga : Andre Rosiade: Hasil Survei LSI, 50,5% Masyarakat Minang Pilih Prabowo

Koordinator Divisi Pencegahan, Hubungan Masyarakat,dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu ini menerangkan terkait sejumlah tantangan yang berpotensi kembali terjadi pada Pemilu 2024. Akan tetapi, Lolly mengatakan, Ia percaya generasi muda saat ini dapat melawan semua itu.

“Potensi hoaks, politisasi SARA (suku; agama; ras; dan antargolongan), politisasi identitas mengancam jalannya Pemilu 2024. Apa langkah paling mudah yang adik-adik mahasiswa bisa lakukan untuk melawan itu semua? Kita tentu punya HP-kan? Lawan dengan pesan-pesan yang teduh. Tidak melulu harus dengan turun ke jalan. Kita bisa sebut cara tadi sebagai demonstrasi kekinian jika dilakukan dengan gerakan dan kesadaran bersama,” imbuhnya.

Selain itu, Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Agama RI Muhammad Aziz Hakim mengungkapkan tujuan pelaksanaan program KKN Nusantara ini untuk menumbuhkan ‘spirit’ dan semangat beragama yang moderat.

Cek Juga : Andre Rosiade: Hasil Survei LSI, 50,5% Masyarakat Minang Pilih Prabowo

“Ini tidak semata untuk pribadi saja, tapi juga diharapkan ditularkan ke lingkungan masing-masing mahasiswa di kampus masing-masing,” kata Muhammad Aziz Hakim.

Sementara itu, Rektor IAIN Parepare Hannani berpesan dengan pepatah Bugis, yakni ‘macca na malempu, warani na magetteng’ (pandai dan jujur; berani dan teguh bertindak).

“Ada nilai-nilai yang bisa diadaptasi dari prinsip falsafah orang bugis ini, yang berarti pintar dan berani, siap menanggung beban tanggung jawabnya, serta konsisten terhadap apa yang dipercayakan kepadanya,” terangnya.

Dia juga berharap para peserta dapat memupuk tanggung jawab sosial untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia setelah kuliah.

Simak Juga : Di Makassar, Prabowo Utarakan Keinginan Pindahkan Makam Pangerang Diponegoro ke Jogja

“KKN ini bertujuan mewujudkan wadah eksperimentasi untuk membangun memupuk tanggungjawab sosial. Tidak semata untuk menggugurkan kewajiban. Tapi untuk melatih adik-adik untuk berhadapan dengan masyarakat,” harap Dr Hannani.

Kegiatan ini juga diikuti juga oleh Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli bersama anggota masing-masing Saiful Jihad dan Abdul Malik.

Exit mobile version