BeritaEkonomiNasional

Akibat Bencana Alam, Indonesia Alami Kerugian Rp 22, 8 T

BIMATA.ID, YOGYAKARTA – Berdasarkan data yang diterima, Indonesia tengah mengalami kerugian ekonomi sebesar USD 1,54 Miliar atau setara Rp 22,8 triliun setiap tahun akibat bencana sepanjang tahun 2000, hingga 2016.

Diketahui, dengan adanya perubahan iklim menjadi dampak dari kenaikan suhu yang mengancam ekonomi kelautan Indonesia yang pada saat ini bernilai USD 256 Miliar.

Hal itu diungkap Staf Ahli Menteri Keuangan (Menkeu) Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Parjiono dalam seminar tentang Pendanaan dan Asuransi Risiko Bencana (DRFI) dan Implementasi Kebijakan Perlindungan Sosial Adaptif (ASP) yang digelar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Yogyakarta, pada Senin (10/07/2023).

Baca juga: Jokowi Buka Suara, Terkait Soal Foto Dirinya Bersama Prabowo Jelang Pemilu 2024

“Rentetan bencana alam yang terjadi dengan besarnya kerugian ekonomi memicu Pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB) atau Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI) di akhir tahun 2018,” kata Staf Ahli Menkeu Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Parjiono, di Yogyakarta, Senin (10/07/2023).

Menurutnya, melalui strategi PARB atau DRFI ini, kapasitas pendanaan penanggulangan bencana dapat ditingkatkan dengan pencarian alternatif sumber pembiayaan baru di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sekedar informasi, Pemerintah Indonesia tengah menyelesaikan adopsi kebijakan Perlindungan Sosial Adaptif (ASP) yang bertujuan untuk menyatukan sektor perlindungan sosial, adaptasi perubahan iklim, dan manajemen risiko bencana guna memberikan perlindungan yang memadai terhadap bencana alam dan terkait iklim.

Lihat juga: Survei LSI Denny JA: Prabowo Unggul di Kalangan Peminat Pembaca Buku, Sastra dan Nonsastra

Untuk diketahui, dua konsep besar ini masih terus dalam proses pengembangan ini yang telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang dirujuk. Sehingga, diminta untuk berbagi pengetahuan juga pengalaman terkait pembelajaran pendanaan risiko bencana, dan perlindungan sosial adaptif, baik di tingkat regional maupun global.

Tags

Related Articles

Bimata
Close