Bimata

Prabowo Dinilai Bijak karena ‘Bermain di Tengah’

BIMATA.ID, Jakarta – Bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai bijak karena menempatkan diri ‘bermain di Tengah’ pada kontestasi Pemilu 2024.

Hal ini disampaikan Analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo.

Menurutnya, sejauh ini Ketua Umum Partai Gerindra itu tak menunjukkan persaingan yang berlebihan dengan dua lawan politiknya, baik bakal capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo maupun bakal capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan.

“Saya melihat Pak Prabowo justru bermain di tengah dan ini menurut saya pilihan yang sangat bijak,” kata Kunto dikutip dari Kompas.com, Senin (5/6).

Kunto menduga, strategi politik ini sengaja dimainkan Prabowo karena ia hendak menyasar para pemilih muda atau pemula. Umumnya, kelompok tersebut cenderung skeptis terhadap politik, atau bahkan apolitis.

Kelompok ini juga kebanyakan tak senang dengan perdebatan dan keributan elite politik.

Karena ingin mendapat perhatian dari kelompok tersebut, kata Kunto, Prabowo berupaya melakukan pendekatan yang lebih lunak dengan tak banyak terlibat dalam perdebatan politik dan aksi saling sindir.

“Pak Prabowo sadar bahwa komposisi demografi pemilih sudah berubah. Jadi pemilih terbesar di 2024 nanti adalah mereka yang masih muda generasi Y dan generasi Z dan mereka kebanyakan sudah enek sama politik yang ada, mereka butuh politik yang dengan cara baru, tidak bentuk polarisasi seperti generasi sebelumnya,” ujarnya.

Strategi politik demikian juga ditunjukkan Prabowo di media sosial. Lewat akun Twitter pribadinya, Prabowo berusaha terlibat dalam pembicaraan anak muda.

Melalui akun Instagram miliknya pun, Menteri Pertahanan itu terlihat berupaya mengunggah konten, berikut caption (keterangan), yang dekat dan disukai oleh para generasi muda.

Menurut Kunto, ini menjadi keunggulan tersendiri buat Prabowo. Prabowo juga dinilai bersikap bijak dengan tidak lagi terbawa arus polarisasi sebagaimana yang terjadi pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu.

Jika berhasil merebut perhatian para pemilih muda, lanjut Kunto, terbuka peluang buat Prabowo menang mengingat jumlah pemilih muda pada Pemilu 2024 sangat besar.

“Menurut saya Pak Prabowo diuntungkan dengan mengambil posisi di tengah ini,” tuturnya.

Di sisi lain, Kunto menyebut, dua pesaing Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, masih menggunakan cara-cara lama dengan memanfaatkan polarisasi politik yang sudah ada sejak Pemilu 2014, lalu Pilkada 2017, dan Pemilu 2019.

Anies sadar bahwa pendukungnya mayoritas datang dari kalangan anti PDI-P. Inilah yang hendak dimanfaatkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebaliknya, Ganjar juga paham betul bahwa pemilihnya berseberangan dengan kubu Anies Baswedan, sehingga Gubernur Jawa Tengah tersebut ingin menegaskan posisinya sebagai lawan politik.

“Dengan adanya saling sindir, seakan-akan memberikan amunisi buat pendukungnya bahwa ini loh lawan kita ini,” kata Kunto.

Sebelumnya diberitakan, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menganggap kompetitornya di panggung pilpres, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, sebagai saudara, bukan lawan politik.

“Kalau nanti Insya Allah saya terus capres, ini bukan kampanye ya. Kalau nanti Pak Ganjar terus maju, Pak Anies juga, saya tidak menganggap mereka lawan. Saya anggap mereka saudara saya sendiri,” ujar Prabowo dalam keterangannya, Rabu (31/5).

Prabowo meyakini kerukunan adalah kunci membangun Indonesia. Dia bilang, langkah konkret yang perlu dilakukan di Tanah Air ialah menerapkan demokrasi sehat tanpa saling mengejek.

Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) itu pun mengajak seluruh masyarakat menjaga kerukunan demi menciptakan persatuan.

“Karena itulah saya berpendapat bahwa demokrasi Indonesia harus punya ciri khas. Demokrasi Indonesia jangan meniru negara lain,” kata Prabowo.

“Dalam demokrasi kita jangan caci maki, saling mengejek. Melainkan harus rukun, ke arah persatuan,” lanjutnya.

Exit mobile version