BIMATA.ID, YOGYAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY) telah mencatat sepanjang Januari, hingga Mei 2023 telah menerima pengaduan dari konsumen sebanyak 532 aduan.
Diketahui, pengaduan tersebut diterima melalui surat, dan Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), serta 403 pengaduan secara walk in atau datang secara langsung.
Kepala OJK perwakilan DIY, Parjiman menjelaskan, bahwa dari pengaduan yang telah ia terima melalui surat, dan APPK merupakan pengaduan sektor perbankan, dan sisanya pengaduan di Lembaga Jasa Keuangan (LJK) maupun non LJK.
Baca juga: Minggu Santai Prabowo Ngopi Bareng Pemimpin Redaksi Media Nasional di Hambalang
“Sementara pengaduan secara walk in, sebanyak 124 merupakan pengaduan sektor perbankan, 118 merupakan pengaduan sektor IKNB, 2 pengaduan merupakan pengaduan sektor pasar modal, dan sisanya merupakan pengaduan non LJK,” ucap Kepala OJK perwakilan DIY, Parjiman dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin (19/06/2023).
Menurutnya, sepanjang 2023 OJK DIY, telah menggelar 28 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau 2.550 orang peserta di DIY maupun wilayah Indonesia lainnya.
Sambungnya, oleh karena itu pihaknya tengah mendukung program literasi, dan inklusi keuangan secara masif. Sehingga, mencapai target literasi, dan inklusi secara nasional, baik offline, hingga online, serta Learning Management System (LMS).
Lihat juga: Konferda Projo Sulsel Putuskan Dukung Paket Prabowo-Airlangga di Pilpres 2024
Untuk diketahui, optimalisasi akses keuangan dilakukan melalui peran 493 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang tersebar di 35 provinsi dan 458 Kabupaten/Kota, melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), program Simpanan Mahasiswa, dan Pemuda (SIMUDA), Program Simpanan Pelajar (SimPel), Program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), Program Laku Pandai dan Program Ekosistem Keuangan Inklusif di Wilayah Pedesaan.
