BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani Aher mengatakan, transisi dari pandemi ke endemi memerlukan kesiapan yang luar biasa agar prosesnya berjalan baik dan tidak menimbulkan ekses sampingan.
Hal ini ia sampaikan menyoroti transisi dari pandemi ke endemi yang baru-baru ini di resmi sampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Oleh karena itu Netty meminta pemerintah agar memperhatikan sejumlah catatan terkait pencabutan status pandemi Covid 19.
“Kemandirian alkes dan farmasi, termasuk dalam hal ini testing instrumen (PCR kits) dan peralatan di Faskes, obat-obatan hingga ketersediaan vaksin penting disiapkan pemerintah seiring pencabutan status pandemi,” kata Netty, dikutip dari website resmi DPR RI, Jumat (23/06/2023).
Baca Juga : Prabowo Subianto Masih di Hati Jokowi
Selain itu, Netty menyampaikan, bahwa pemerintah juga perlu memperhatikan kesiapan aspek sosial, ekonomi dan budaya.
“Pandemi telah membentuk kebiasaan waspada kesehatan dengan terbiasa memakai masker, cuci tangan dan tidak berkerumun. Pastikan kebiasaan ini tetap terjaga dan jangan dibuang,” tuturnya.
Anggota Komisi IX DPR RI itu juga mengingatkan pemerintah agar memastikan kondisi ketahanan pangan nasional membaik. Hal itu agar keluarga dapat hidup sehat dengan asupan bergizi yang aman, mudah dan murah.
Cek Juga : Lewat Postingan Video, Kaesang Undang Prabowo Datang ke Podcastnya
“Dengan tingkat perekonomian keluarga yang baik, budaya kepatuhan dan perilaku hidup bersih dan sehat tinggi, maka negara kita dengan pendekatan community based Initiative/empowerment akan lebih siap menghadapi segala tantangan ke depan,” ujarnya.
Kemudian, Netty mendesak pemerintah agar memastikan tidak terjadi gap fasilitas kesehatan yang lebar antar daerah.
“‘Mulai dari SDM, perbekalan, pembiayaan, sistem informasi dan fasilitas pelayanan kesehatan harus dipastikan setara dan sama baiknya di setiap daerah,” imbuhnya.
Simak Juga : Prabowo Kenakan Jaket Berlogo Angka 08 Saat Nobar di GBK, Netizen: Kode Presiden RI ke-8
“Pemerintah harus menjadikan ketahanan sistem kesehatan sebagai prioritas dalam penguatan dan sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah. Selama hal ini belum terwujud, kita akan kesulitan menuju new endemic desease Covid-19,” lanjutnya.
Netty juga mendorong agar ditingkatkannya anggaran penelitian dan pengembangan dalam menuju kemandirian farmasi dan alat kesehatan.
“Kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri harus didorong, terlebih di masa pandemi di mana farmasi dan alat kesehatan masuk dalam kategori high demand. Upaya anak bangsa untuk menghadirkan inovasi kesehatan harus didukung penuh. Nah, bagaimana kabar vaksin Merah Putih,” ucapnya.
Selain itu, kata Netty, Indonesia menghadapi masalah pemerataan distribusi tenaga medis di Indonesia, terutama di bagian timur Indonesia.
“Hingga tahun 2021 baru 74,9 persen RSUD kabupaten/kota yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 (tiga) dokter spesialis lainnya. Pemerataan distribusi tenaga medis membutuhkan anggaran besar secara kontinum. Sayangnya, pemerintah belum sungguh-sungguh menghadapi tantangan pembangunan ketahanan kesehatan nasional dengan tidak dicantumkannya Mandatory Spending Kesehatan dalam RUU Kesehatan,” tutupnya.