BIMATA.ID, JAKARTA- Pemerintah menargetkan penurunan stunting pada balita sebesar 14% pada 2024 mendatang. Akan tetapi angka tersebut diakui sulit tercapai lantaran pada 2022 saja capaiannya baru sebesar 21,6%.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, meski sulit dicapai, namun progress penurunan angka stunting saat ini sudah terjadi di 12 provinsi prioritas.
BACA JUGA: Menteri PDIP Bela Prabowo soal Usulan Perdamaian Ukraina-Rusia
Penurunan terbesar di antaranya Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Di samping itu, kenaikan angka stunting terjadi di Sulawesi Barat dan Nusa tenggara Barat (NTB).
“Stunting penurunannya adalah di 12 provinsi prioritas yang dilajukan secara gotong royong di semua Kementerian/Lembaga,” tutur Suharso saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (05/06/2023).
Meski target penurunan stunting sulit dicapai pada tahun depan, Suharso mengatakan pemerintah tetap akan melakukan berbagai upaya.
BACA JUGA: Prabowo Terima Dubes Ukraina, Tekankan Indonesia Menganut Politik Bebas Aktif
Di antaranya, melakukan pendampingan keluarga oleh tim pendamping keluarga (TPK) di desa, perluasan cakupan penyediaan makanan tambahan ibu hamil kurang energi kronis (PMT Bumil KEK) dan balita kurus.
Selanjutnya, melakukan perluasan cakupan imunisasi dasar lengkap, dan penguatan kualitas data surveilans (E-PPGBM) mulai dari unit pelayanan kesehatan terkecil seperti Posyandu.
BACA JUGA: Jika Pilpres Tanpa Anies, Survei LSI Denny JA: Prabowo Unggul Dibanding Ganjar
“Imunisasi dasar lengkap itu ada hubungannya secara linier dengan potensi terkena stunting. Jadi paling tidak mereka bayi-bayi yang bisa memperoleh IDL dengan baik, terhindar lebih besar dibandingkan dengan yang tidak,” imbuh Suharso.