BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dedi Mulyadi menyebutkan, dengan hadirnya Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) TRI Tanaman Industri dan Penyegar, yang baru saja berdiri satu tahun lalu pada 2022, nantinya, bisa mampu mengembangkan bibit-bibit perkebunan yang memiliki keunggulan dan bermutu baik. Kehadiran BSIP tersebut diharapkan juga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan petani, serta dapat berinovasi menghasilkan produk yang baik dan berstandarisasi.
Hal ini disampaikan Dedi Mulyadi melalui keterangannya kepada media, usai melakukan kunjungan kerja Tim Komisi IV DPR RI ke BSIP TRI Tanaman Industri dan Penyegar, di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (22/06/2023).
“Saya mengharapkan kehadiran BSIP TRI mampu mengembangkan bibit-bibit perkebunan yang unggul dan bermutu baik yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan juga petani, serta dapat berinovasi menghasilkan produk-produk yang terstandarisasi. Ke depan lahan-lahan yang masih gundul di wilayah Sukabumi perlu didata, agar dapat ditanami produk-produk yang unggul dan berstandarisasi, hal tersebut diperlukan sinergi antar Kementerian Pertanian dan masyarakat guna bekerjasama untuk melakukan penanaman,” kata Dedi Mulyadi.
Baca Juga : Survei Terbaru Indopol: Prabowo Menang Head to Head Lawan Ganjar dan Anies
Selain itu, Dedi mengungkapkan, bahwa di Kota Sukabumi masih terdapat tanah dan lahan-lahan yang gundul yang dapat mengakibatkan bencana longsor dan konflik. Dengan demikian, untuk mengantisipasi hal seperti itu, dirinya mengusulkan agar negara harus hadir mengambil tanah-tanah yang masih kosong. Sehingga, hal itu dapat mengurangi konflik yang terus-menerus terjadi terkait pertanahan ataupun bencana alam.
“Negara harus hadir mengambil alih tanah-tanah yang masih kosong guna dikembangkan sebagai perkebunan rakyat, juga dapat meningkatkan pembenihan berbasis produk,” jelasnya.
Kemudian, Dedi menerangkan, bahwa pertanian tidak hanya untuk pengembangan dan pembenihan tumbuhan saja, akan tetapi juga bisa untuk destinasi wisata. Hal itu seperti pertanian yang berbasis pariwisata, perkebunan yang berbasis pariwisata, sehingga bisa dikunjungi masyarakat luas. Selain bisa menikmati panorama alam, bisa juga menikmati produk-produk unggulan yang berkualitas serta berstandarisasi.
Cek Juga : Usai Laga Timnas, Jokowi Bilang Cerah Ke Prabowo, Ada Apa?
“Saya rasa keunggulan-keunggulan yang sudah dimiliki oleh BSIP TRI sudah berjalan dengan baik. Tetapi, keunggulan tersebut tidak hanya aspek yang bersifat produksi, pameran atau sekadar kunjungan masyarakat saja, alangkah baiknya jika bisa dikembangkan secara luas tidak hanya oleh pemodal atau pun pengusaha namun harus juga dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Fadjri Jufri menjelaskan keberadan BSIP merupakan pengganti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) yang dulu dinamakan Balai Penelitian Industri. Adapun tugas pokoknya itu menghasilkan teknologi terkait dengan tanaman industri teknologi termasuk varietas yang memiliki kualitas unggul dan berstandarisasi.
“Dengan hadirnya BSIP TRI ini, tugasnya ke depan menyiapkan standar mulai dari budidaya, pasca panen sampai pemasaran. Contohnya seperti apa standar budidaya kopi itu yang akan kita buat, standarnya bisa standar domestik Indonesia yang biasa dikenal dengan sebutan SNI dan ada juga standar internasional sampai standar Industri,” ucap Wakil Ketua Komisi IV itu.
Simak Juga : Prabowo dan Gibran Terlihat Akrab di Tengah Pertandingan Timnas Indonesia
Adapun tugas BSIP TRI menyiapkan standar dari hulu sampai hilir. Di sana juga dikembangkan biodiesel reactor dan bioetanol, D100 pure dari kelapa sawit yang pada tahun 2019 sudah diujicobakan pada 64 kendaraan di seluruh Kementan dan sudah ada beberapa mobil yang yang menggunakan bahan bakar itu sampai 300.000 km dengan tidak ditemukan kendala. Menurutnya, kualitas dari bahan bakar ini sudah memenuhi standar Eropa, sehingga memenuhi standar yang diinginkan.
“Alhamdulillah sudah cukup berkembang, walaupun belum banyak yang tahu. Untuk itu kita dorong dan mudah-mudahan kehadiran Pimpinan dan Anggota Komisi IV juga ini dan rangka penguatan bisa menginformasikan ke masyarakat luas, tentunya supaya BSIP ke depan dapat menyentuh kebutuhan para petani di Indonesia,” jelasnya.
Sebagai Informasi, BSIP TRI menghasilkan sejumlah varietas unggulan seperti kopi, kakao, B 100 dan banyak lagi. Keberadaan produsen benih unggul yang mempunyai kompetensi yang memadai (bersertifikat) dalam produksi dan peredaran benih unggul bermutu sangat penting dalam mendukung Pembangunan Industri perbenihan menuju Kemandirian Industri Perbenihan Perkebunan Nasional.