Bimata

Andi Iwan Darmawan Aras Tekan Pemerintah Perbanyak Perbanyak Akses Jembatan di Daerah

BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Andi Iwan Darmawan Aras, menekan Pemerintah untuk memperbanyak fasilitas jembatan yang layak guna mendukung aktivitas masyarakat, khususnya bagi anak-anak yang kesulitan akses bersekolah.

Hal ini menanggapi dari kejadian siswa sekolah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berangkat sekolah bertaruh nyawa dengan menyebrangi sungai menggunakan rakit gabus. Menurutnya, salah satu aspek penting dalam memastikan pemberian pendidikan yang layak adalah melalui pembangunan infrastruktur yang memadai.

“Infrastruktur pendidikan yang memadai bukan hanya merupakan kewajiban moral Pemerintah, tetapi juga merupakan investasi yang strategis untuk masa depan bangsa,” kata Andi Iwan Darmawan melalui keterangannya kepada media, Kamis (15/06/2023).

Seperti diketahui, siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulsel harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan rakit yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah karena jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir. Kejadian tersebut, menurut Iwan, merupakan salah satu contoh ketidakpekaan Pemerintah dalam memberikan akses infrastruktur yang layak bagi calon penerus bangsa.

“Anak-anak yang ingin merasakan dunia pendidikan harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke sekolah. Kondisi jalanan yang mereka lalui berat, belum lagi harus menyeberangi sungai dengan moda transportasi yang tidak aman,” ujarnya.

Legislator Fraksi Partai Gerindra itu pun menegaskan, bahwa Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang layak bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi, etnisitas, atau geografis.

“Jika menjangkau sekolahnya saja sudah sulit, bagaimana literasi mereka dapat meningkat?” jelasnya.

Oleh sebab itu, Iwan meminta Pemerintah memberikan solusi jangka pendek yang penting untuk memberikan akses bagi siswa SDN 478 Barowa bisa bersekolah dengan aman dan nyaman.

“Anggaran sudah ada. Tapi karena memang anggaran terbatas dan tidak sebanding dengan kebutuhan, paling tidak berikan solusi sementara untuk jangka pendek, seperti jembatan gantung dulu. Ini berlaku untuk daerah seluruh Indonesia, terutama yang ada di pelosok-pelosok,” paparnya.

Exit mobile version