BIMATA.ID, KUDUS – Pemerintah Desa Purworejo diminta untuk memaksimalkan potensi objek wisata Sendang Jodo, melalui penggunaan dana desa. Dengan demikian, keberadaan Sendang Jodo dapat terus lestari dan dapat dinikmati generasi penerus.
Hal itu disampaikan Bupati Kudus Hartopo, saat menghadiri Tradisi Syawalan Kirab Kupatan Sendang Jodo, di Dukuh Jambean, Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Sabtu (29/04/2023).
BACA JUGA: Dukung Prabowo Sebagai Capres 2024, Wiranto : Giliran Adik Saya Yang Maju Sebagai Capres 2024
Menurutnya, wisata Sendang Jodo memiliki kemampuan untuk menarik wisatawan melalui kisah sejarah yang melatarbelakangi kemunculannya. Selain itu, juga diperkuat dengan keberadaan makam leluhur yang notabenenya adalah putri salah seorang raja, sekaligus pelaku sejarah keberadaan Sendang Jodo. Sejarahnya unik, konon katanya sendang ini dibuat mandi putri raja yang cantik.
“Meski hanya disisihkan sebagian kecil dari anggaran dana desa, namun bisa digunakan untuk membangun. Mengingat keberadaan Sendang Jodo sebagai tempat bersejarah, harus dilestarikan,” ucapnya.
Untuk menjaga kelestarian area Sendang Jodo, Hartopo meminta pemdes setempat merawat dengan baik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung.
BACA JUGA: Momen Akrabnya ARB, Airlangga, dan Prabowo Satu Meja Santap Siang Bersama
“Rawat situs bersejarah ini dengan baik. Jaga kebersihan dan keasrian sendang dan makam ini, supaya nilai keramatnya tetap terjaga,” pesannya.
Bupati juga memberi masukan kepada Pemdes Purworejo untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung di Sendang Jodo, agar para wisatawan dapat nyaman menikmati fasilitas yang ada. Seperti, tempat bilas, kolam ikan, dan lainnya.
“Sendang ini identik dengan pemandian. Alangkah baiknya diberi fasilitas ruang bilas, agar ketika habis mandi wisatawan bisa membilas. Lalu bisa diberi fasilitas tambahan lainnya,” imbaunya.
BACA JUGA: Prabowo, Aburizal Bakrie, Airlangga Hartarto Duduk Satu Meja, Silaturahmi Lebaran
Dianggap memiliki potensi wisata yang luar biasa, Hartopo meminta, agar Sendang Jodo dibangun dengan mempertahankan kearifan budaya lokal sendiri, tanpa campur tangan budaya luar daerah. Hal tersebut untuk memunculkan karakteristik tersendiri sebagai identitas budaya Desa Purworejo.
“Bangun dengan kearifan lokal sendiri, angkat kebudayaan yang ada agar bisa menonjol dan dapat dikenal masyarakat tanpa melibatkan budaya luar daerah,” pintanya.
Ditambahkan, pihaknya akan menginstruksikan kepada instansi terkait untuk melakukan pendampingan dalam memberikan pengembangan potensi yang ada, agar Desa Purworejo bisa mendapat SK desa wisata.
BACA JUGA: Dinilai Paham Pesan Para Pendahulu, Wiranto Dukung Prabowo Nyapres
“Saya minta pak camat dan Disbudpar melakukan pendampingan dan pengembangan potensi yang ada. Semoga dengan upaya tersebut, Desa Purworejo mendapat SK desa wisata,” harapnya.
Terkait tradisi Syawalan, Kepala Desa Purworejo Noor Chamid menjelaskan, tradisi syawalan dengan menggelar Kirab Kupatan Sendang Jodo di Dukuh Jambean, merupakan kegiatan adat yang sudah dilaksanakan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pihaknya bersama masyarakat akan selalu melestarikan tradisi peninggalan leluhur agar tidak punah.
“Hari ini, usai vakum selama beberapa tahun, kami kembali menggeliatkan prosesi Syawalan yang sudah jadi tradisi masyarakat. Ini bentuk nguri-uri budaya agar tidak punah,” jelasnya.
BACA JUGA: Prabowo dan Gerindra Daulat Wiranto Berjuang Bersama di Pemilu 2024
Noor Chamid mengaku siap menindaklanjuti arahan dan saran dari Bupati Kudus, untuk menjaga kelestarian Sendang Jodo dan kemajuan Desa Purworejo, sehingga dapat meningkatkan PADes untuk kesejahteraan warganya.
“Ke depan, arahan dan saran bupati akan kami laksanakan. Semua demi kesejahteraan bersama,” pungkasnya.
BACA JUGA: Usai Bertemu Dengan Prabowo, Airlangga : Kami Punya Hubungan Yang Baik
Sebagai informasi, penamaan Sendang Jodo berawal dari pemanfaatan sendang di Dukuh Jambean tersebut sebagai tempat tirakat untuk sarana mencari jodoh, bagi mereka yang belum mendapat pasangan hidup. Pengunjung melakukan tirakat dengan cara mandi atau membasuh sebagian tubuh di sendang tersebut. Kini, sebagian besar pengunjung datang ke Sendang Jodo untuk berwisata dan berswafoto.