Pendidikan

Jamileh Alamolhoda, Istri Presiden Iran Luncurkan Buku Pertama Kalinya di Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta – Dalam kunjungan kenegaraannya di Indonesia, Ibu negara Republik Islam Iran, Jamileh Alamolhoda menyempatkan diri untuk meluncurkan bukunya di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra, Jakarta, Selasa (23/5).

Buku yang dalam versi Indonesia berjudul “Teori Pendidikan Islam: Tinjauan Qur’ani dan Filosofis” ini diluncurkan pertama kalinya di tanah air.

Istri Presiden Republik Islam Iran Jamileh Alamolhoda saat meluncurkan bukunya di Jakarta, Selasa (23/5).
Istri Presiden Republik Islam Iran Jamileh Alamolhoda saat meluncurkan bukunya di Jakarta, Selasa (23/5).

“Buku ini sebelumnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris, dan ini yang ketiga. Namun, sebelumnya tidak pernah terjadi pertemuan dan launching seperti malam ini,” terang Jamileh.

Karena itu, istri Presiden Iran, Ebrahim Raisi ini berterima kasih kepada Yayasan Hikmat Al-Mustafa, Sadra International Institute, STAI Sadra, dan semua pihak yang telah menerjemahkan dan mengadakan peluncuran buku tersebut.

Salah satu penerjemah yang juga pengurus Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI) Bidang Keagamaan, Fakhruddin Muchtar, memandang gagasan yang diusung Jamileh dibukunya sangat komprehensif.

“Teori pendidikan yang diusung Jamileh tidak hanya memasukkan tinjauan Qur’an, tetapi juga filosofis. Padahal filsafat Islam cukup sulit diuraikan dalam bentuk praktis,” terangnya.

Misalnya, kata Fakhruddin, pada konsep Mulla Sadra tentang ashalat al-wujud (Kesejatian Ada). Konsep yang menjelaskan tentang hakikat segala sesuatu adalah Ada ini bagi sebagian orang tidak memiliki manfaat langsung dalam kehidupan keseharian. Tetapi, Jamileh bisa mengurai manfaat konsep tersebut dalam pendidikan.

Ashalat al-wujud mengandaikan bahwa segala sesuatu memiliki kesamaan yang menjadi penghubung mereka semua. Yakni semua hal tersebut ada. Menurut Jamileh konsep filosofis ini sangat tepat menjadi fondasi pengetahuan, sebab cenderung akan saling menghubungkan seluruh pengetahuan karena berangkat pada kesamaan hakiki mereka. Sehingga dalam pendidikan semua menjadi lebih komprehensif,” papar Fakhruddin.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close